Dipimpin oleh: Nexus3 Foundation, Ecoton, Nol Sampah, WALHI
Durasi: –
Lokasi: Nasional
Plastik mengandung lebih dari 16.000 bahan kimia, dengan setidaknya 25% di antaranya terbukti beracun dan menimbulkan risiko serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Zat-zat ini telah dikaitkan dengan infertilitas, cacat lahir, dan disabilitas intelektual, yang secara khusus mengancam kesehatan perempuan dan anak-anak. Gagasan tentang sirkularitas plastik menyembunyikan krisis yang lebih dalam: daur ulang plastik sering kali berarti mendaur ulang bahan kimia beracun. Plastik tidak pernah benar-benar hilang; mereka terfragmentasi menjadi mikro dan nano plastik yang masuk ke ekosistem dan tubuh kita.
Secara global, produksi plastik melonjak tajam dalam beberapa dekade terakhir, terutama didorong oleh bahan baku petrokimia. Di Indonesia, ketergantungan tinggi terhadap plastik sekali pakai dan zat aditif berbahaya dalam produksi memperparah krisis sampah dan bahaya lingkungan terhadap kesehatan. Untuk memutus rantai polusi plastik dari hulunya, dibutuhkan kebijakan yang berani dan berfokus pada keberlanjutan.
Tuntutan Utama:
- Hentikan Izin untuk Pabrik Petrokimia Baru: Industri petrokimia adalah tulang punggung produksi plastik. Mencegah pembangunan fasilitas baru adalah langkah strategis untuk memangkas suplai plastik dari sumbernya.
- Akhiri Insentif Pajak untuk Industri Plastik: Insentif fiskal saat ini, seperti tax holiday dan tax allowance, secara tidak langsung mendorong pertumbuhan industri plastik. Subsidi publik seharusnya mendukung industri hijau, bukan memperparah krisis iklim dan sampah.
- Hapus Bahan Kimia Beracun Secara Bertahap: Bahan seperti PVC, polystyrene, dan LDPE sulit didaur ulang dan mengandung aditif berbahaya. Paparan terhadap zat-zat ini dapat menyebabkan gangguan endokrin dan kanker.
Call to Action:
- Hentikan penerbitan izin untuk pabrik petrokimia baru.
- Akhiri insentif fiskal untuk industri plastik.
- Hapus bahan kimia beracun dari produksi plastik.
- Dukung AZWI dalam perjuangan mengurangi produksi plastik.