Berdasarkan data The Economics Intelligence Unit, Indonesia merupakan penghasil sampah makanan (food loss and waste) terbesar kedua di dunia dan salah satu jenis sampah yang berpotensi sebagai sumber gas metana. Gas metana merupakan salah satu Gas Rumah Kaca (GRK) yang dapat menyebabkan efek rumah kaca, sebagai penyebab terjadinya pemanasan global (Global Warming).
Saat kita membuang makanan dan sampah taman ke dalam tempat sampah, maka sampah-sampah tersebut akan dibawa dan terkubur di tempat-tempat pembuangan sampah. Saat sampah yang berada paling bawah mengalami pembusukan, terbentuklah gas metana. Gas metana akan merusak lapisan ozon bumi karena gas metana termasuk gas-gas rumah kaca yang dapat mengakibatkan perubahan iklim.
Salah satu metode pengolahan sampah organik, seperti sampah makanan, adalah biokonversi dengan metode BSF (Black Soldier Fly). Produk yang dihasilkan antara lain maggot dan kompos. Produk ini dapat bernilai ekonomi tinggi karena dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak, pupuk tanaman dan kegunaan lainnya.
Apa Itu Maggot BSF?
Maggot merupakan larva dari jenis lalat Black Soldier Fly (BSF) sehingga sering disebut maggot BSF. Lalat BSF sendiri memiliki nama latin Hermetia illucens. Bentuknya mirip ulat, berbuku dengan ukuran larva dewasa 15-22 mm dan berwarna coklat. Siklus hidup lalat BSF kurang lebih selama 40- 43 hari. Larva/maggot BSF bertahan selama 14-18 hari sebelum bermetamorfosis menjadi pupa dan lalat dewasa.
Berbeda dengan jenis lalat pada umumnya seperti lalat rumah dan lalat hijau yang dicap sebagai agen penyakit, lalat BSF ini tidak menimbulkan bau busuk dan bukan pembawa sumber penyakit karena dalam tubuh BSF mengandung zat antibiotik alami. Lalat hijau biasanya hinggap di tempat yang kotor, namun lalat BSF ini hanya hinggap di tempat yang berbahan fermentasi.
Manfaat dan Produk Turunan BSF
Maggot BSF dimanfaatkan dan dijual dalam bentuk maggot segar, maggot kering, telur dari lalat BSF dan produk turunannya seperti tepung maggot, pellet maggot, prebiotik serta pupuk organik. Maggot mengandung protein tinggi yaitu sekitar 30-45% sehingga sangat cocok dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti ikan, burung dan hewan ternak lainnya. Pupuk organik sebagai produk turunan dari maggot berfungsi sebagai kondisioner tanah atau untuk revitalisasi. Budidaya Budidaya maggot termasuk mudah dilakukan dan tidak memerlukan teknik khusus sehingga semua orang bisa melakukannya. Biaya yang dikeluarkan juga cukup murah dan perawatannya tidak menyita waktu karena tidak perlu dikontrol setiap hari. Selain itu, biaya pakan juga gratis dari limbah organik rumah tangga. budidaya maggot dimulai dengan pupa dan masa panen maggot segar sekitar 15 hari. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan skala kecil dan menengah. Berikut beberapa hal yang dilakukan dalam budidaya maggot BSF:
1. Membuat Kandang Lalat Kendang ini akan berfungsi sebagai tempat lalat BSF bertelur.
Ukuran kandang sebesar 3 m x 2 m x 2 m sudah cukup untuk memulai bisnis budidaya maggot BSF kelas kecil menengah. Ukuran kandang tersebut dapat menampung puluhan ribu larva. Kandang ini biasanya berupa rangka terbuat dari bambu, kayu atau bahan lainnya yang kemudian diselimuti jaring. Budidaya maggot dapat dimulai dengan membeli pupa yang kemudian akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur. Harga pupa berkisar Rp.150.000/kg. Atau bisa dengan membeli telur BSF dengan harga Rp.5000-7.000/gram. Dari 1 gram telur BSF dapat menghasilkan larva maggot (fresh maggot) sekitar 2-3 kg.
2. Membuat Kotak Penetasan Telur
Selain kandang untuk produksi telur, diperlukan juga kotak sebagai media untuk penetasan telur yang kemudian akan berkembang menjadi larva maggot BSF. Kotak ini dapat terbuat dari kardus, triplek atau kotak plastik. Ukuran dapat disesuaikan dengan jumlah telur.
3. Menyiapkan Biopond
Media untuk pembesaran larva disebut biopond yang dapat terbuat dari kayu atau bak plastik. Buat dengan bentuk kotak atau sesuai kebutuhan lalu diisi dengan tanah. Ukuran biopond disesuaikan dengan jumlah telur yang menetas. Setelah telur menetas di kotak penetasan, segera pindahkan larva kedalam biopond. Pemisahan telur dengan larva harus dilakukan untuk menghindari pecahnya telur-telur yang belum menetas oleh larva yang sudah terlebih dahulu menetas.
4. Pemberian Pakan
Pakan maggot BSF adalah sampah dapur berupa sisa-sisa makanan. Pemberian pakan ini bisa dilakukan secara langsung maupun dicacah atau dihaluskan terlebih dahulu menggunakan mesin pencacah maupun manual. Pakan ini ditaburkan di biopond/media pembesaran larva. Sebanyak 15 ribu larva/maggot BSF dapat menghabiskan sekitar 2 kg sampah organik hanya dalam waktu 24 jam.
5. Panen Maggot BSF
Setelah telur menetas dan dipisahkan ke dalam biopond, biarkan selama 1 minggu sampai larva berbentuk sempurna. Waktu panen yang terbaik yaitu sekitar 2-3 minggu setelah telur menetas. Untuk mengundang lalat BSF tetap datang ke kandang, taburkan dedak fermentasi di sekitar media penetasan telur setiap minggu.
Potensi dan Peluang Pasar
Peluang pasar maggot BSF cukup terbuka luas. Pemasaran saat ini juga dapat dilakukan secara online langsung kepada konsumen. Dilansir dari beberapa sumber, untuk skala rumah tangga, maggot BSF fresh larva dapat dijual kepada pengepul atau produsen skala besar atau dapat digunakan sendiri sebagai pakan ternak ikan, bebek, ayam, burung atau pupuk organik. Budidaya magot yang cukup mudah dan murah ini selain memberikan banyak manfaat juga mendatangkan keuntungan finansial.
Untuk skala kecil-menengah atau skala rumah tangga, dengan modal kurang lebih Rp. 2 Juta rupiah untuk kandang dan telur BSF sudah dapat memulai budidaya. Budidaya yang dimulai dengan telur BSF kurang lebih 1 gram telur akan menghasilkan 2-3 kg larva atau sekitar 20.000-30.000 larva yang akan berkembang menjadi lalat BSF dan bertelur Kembali dalam waktu kurang lebih 45 hari. 1 ekor lalat betina akan menghasilkan 500-900 butir telur dan untuk menghasilkan 1 gram telur memerlukan 14-35 BSF.
Berikut perhitungan sederhana budidaya maggot skala kecil-menengah:
no | modal | harga (Rp) |
1 | Telur maggot 20 gram | 60.000 |
2 | Kandang 3x2x2 | 365.000 |
3 | Kotak penetasan 20 buah | 1.000.000 |
4 | Biopond 20 buah | 1.000.000 |
5 | Pakan | 0 |
Total | 2.425.000 |
Dari 1 gram telur diperkirakan akan menjadi 25.000 BSF yang akan bertelur kembali. Jika satu ekor lalat betina dewasa diperkirakan akan bertelur sebanyak 700 butir telur yang akan menjadi larva, maka diperkirakan jumlah larva sebanyak 17.500.000 atau sama dengan 1.750 kg. Jika harga fresh maggot di pasaran paling rendah Rp.5000/kg maka dalam waktu kurang lebih dua bulan sudah bisa menghasilkan Rp. 8.750.000. Itu baru dari 1 gram telur saja, bagaimana jika dari 20 gram telur BSF di atas berkembang seluruhnya? Sangat menggiurkan bukan? Yuk mulai kelola sampah makanan kita dengan budidaya maggot BSF! (Kia)