Thursday, November 13, 2025
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Pendekatan Zero Waste
    • Isu Strategis
      • Pengurangan Produksi Plastik
      • Penurunan Pola Konsumsi Plastik
      • Sistem Guna Ulang
      • Solusi Semu
      • Sampah Organik
    • Flagship Program
      • Zero Waste Cities and Island
      • Plastics Treaty
      • Brand Audit
      • Project Boost
      • Sekolah Ekologis
      • Project Merit
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Pendekatan Zero Waste
    • Isu Strategis
      • Pengurangan Produksi Plastik
      • Penurunan Pola Konsumsi Plastik
      • Sistem Guna Ulang
      • Solusi Semu
      • Sampah Organik
    • Flagship Program
      • Zero Waste Cities and Island
      • Plastics Treaty
      • Brand Audit
      • Project Boost
      • Sekolah Ekologis
      • Project Merit
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Artikel

Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas

by Aliansi Zero Waste Indonesia
November 11, 2025
in Artikel, Zero Waste Cities
Reading Time: 4min read
0
Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas
0
SHARES
12
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

KALAU kebanyakan orang jijik sama sampah, Achmad Taufik malah nyengir bahagia tiap lihat tumpukan kulit pisang, daun kering, dan sisa sayur di depan rumahnya. Buatnya, itu bukan sampah, itu ladang duit. Di saat orang lain pusing mikirin harga sembako, Taufik sibuk menghitung karung berisi kompos yang siap dijual. Dari halaman rumah di desa Wringinanom, Gresik, Jawa Timur, pria ini mengubah bau busuk jadi rupiah, dan sisa dapur jadi bisnis berkelanjutan.

Dalam dunia di mana orang rela antre demi kopi susu 30 ribuan, Taufik justru memilih jalan berbeda, “menggali emas dari kotoran organik.” Setiap dua sampai tiga minggu sekali, ia memanen hasil fermentasi sisa kehidupan—kompos yang siap memperkaya tanah dan kantongnya. Jangan salah, dari bisnis “bau-bauan” ini, Taufik bisa meraup penghasilan tambahan hingga sejuta lebih per bulan. Lumayan, apalagi buat pekerja kuli bangunan seperti dia. Ini bukan cuma soal uang, tapi juga gaya hidup yang lebih hijau dan masuk akal.

#Dari TPS3R ke Halaman Rumah: Lulusan Sekolah Sampah

Taufik bukan orang yang tiba-tiba tercerahkan karena nonton video zero waste di TikTok. Ia adalah “lulusan lapangan” sejati. Lima tahun bekerja di TPS3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle) bikin dia paham betul cara menaklukkan aroma tak sedap dan menciptakan pupuk organik berkualitas. Sekarang, ilmu itu ia terapkan di halaman rumahnya sendiri.

Setiap kali proses pengomposan, Taufik bisa mengolah dua ton sampah organik. Bahan bakunya? Sisa dapur tetangga, daun kering dari kebun, dan apapun yang bisa busuk secara alami. Dalam dua sampai tiga minggu, semua berubah jadi pupuk berwarna gelap, lembut, dan harum tanah basah. Proses sederhana ini menghasilkan nilai yang besar, baik buat dompetnya maupun lingkungan sekitar.

#Kompos Sak 20 Kilo: Karena yang Besar Lebih Laku

Kalau dulu ia jual kemasan 4 kg, kini Taufik hanya menyediakan karung 20 kg. Katanya, pembeli lebih suka yang besar, sekalian buat satu kebun. “Sekarang cuma jual kemasan 20 kg aja. Orang-orang lebih milih yang gede, sekalian banyak,” ujarnya. Praktis, hemat tenaga, dan pastinya lebih cuan.

Di antara pembelinya ada PKK, sekolah adiwiyata, dan para penghobi tanam-tanaman dari berbagai kecamatan di Wringinanom sendiri, ada pula Benjeng, Balongpanggang, sampai Gresik kota. Mereka percaya kompos buatan Taufik bikin tanaman lebih subur. Tak sedikit pelanggan yang balik beli lagi setelah panen tomatnya lebat atau cabenya tahan lama. Jadi jangan heran, kalau rumah Taufik bau “tanah”, itu bukan karena jorok. Itu bau bisnis yang sukses.

#Dari Rp800 Ribu Sampai Rp1,3 Juta per Bulan: Gaji dari Bumi

Dari hasil jualan kompos organik, Taufik menambah penghasilan antara Rp800 ribu hingga Rp1,3 juta tiap bulan. Jumlah itu mungkin kecil bagi pebisnis kota besar, tapi bagi Taufik, ini hasil dari kerja jujur dan kontribusi nyata pada lingkungan. Ia menjual sebagian langsung, sebagian lagi lewat mitra yang membantu distribusi. Tak ada logo megah, tak ada influencer endorsement, hanya kualitas dan kepercayaan pelanggan.

Tumpukan karung sak ini bukan sekadar pupuk—ini hasil kerja keras, ketekunan, dan kepedulian pada bumi. Dari sampah organik, Achmad Taufik menanam harapan baru. | Foto: Tonies

Taufik membuktikan, bahwa bisnis ramah lingkungan tak harus glamor. Kadang justru dimulai dari halaman rumah, karung bekas, dan bau busuk yang sabar ditunggu sampai jadi pupuk. Setiap karung yang terjual bukan cuma menambah uang di kantongnya, tapi juga mengurangi beban TPA. Ia mempraktikkan ekonomi sirkular tanpa istilah ribet, cuma lewat aksi nyata.

#Harapan Sederhana: Pilah Sampah dari Rumah

Di akhir pembicaraan, Taufik tak banyak menuntut. Ia cuma berharap agar makin banyak orang sadar untuk memilah sampah dari rumah. Baginya, kalau semua warga bisa memisahkan sisa organik dan anorganik, maka masalah sampah di Indonesia bisa berkurang drastis. “Sampah organik bisa jadi kompos, bisa untuk nutrisi tanaman pangan dan nonpangan,” katanya pelan tapi tegas.

Di tengah gempuran wacana ekonomi hijau dan gaya hidup berkelanjutan yang sering cuma jadi jargon, Taufik tampil dengan cara paling sederhana: melakukannya. Dari Gresik, ia menunjukkan bahwa perubahan besar bisa dimulai dari ember kecil di halaman rumah. Dan siapa tahu, di balik bau sampah itu, kita juga bisa menemukan emas seperti yang ia temukan. (Ecoton)

Tags: ecotonkomposzero wastezero waste cities
Previous Post

New Presidential Regulation on Waste-to-Energy (PSEL): A Shortcut that Threatens the Environment and State Finances

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

February 1, 2023
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

7373
Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

1371
plastic treaty

Mengungkap Solusi Palsu dalam Negosiasi Perjanjian Internasional tentang Plastik

928
Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

98
Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas

Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas

November 11, 2025
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

New Presidential Regulation on Waste-to-Energy (PSEL): A Shortcut that Threatens the Environment and State Finances

October 29, 2025
Sekolah Ekologis: Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkelanjutan

Sekolah Ekologis: Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkelanjutan

October 24, 2025
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Perpres Baru PSEL, Jalan Pintas yang Mengancam Lingkungan dan Keuangan Negara

October 23, 2025

Recent News

Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas

Dari Sampah Jadi Cuan: Achmad Taufik, Warga Gresik Sulap Tumpukan Daun Jadi Emas

November 11, 2025
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

New Presidential Regulation on Waste-to-Energy (PSEL): A Shortcut that Threatens the Environment and State Finances

October 29, 2025
Sekolah Ekologis: Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkelanjutan

Sekolah Ekologis: Langkah Nyata Wujudkan Pendidikan Berkelanjutan

October 24, 2025
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Perpres Baru PSEL, Jalan Pintas yang Mengancam Lingkungan dan Keuangan Negara

October 23, 2025
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

  • Facebook
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Pendekatan Zero Waste
    • Isu Strategis
      • Pengurangan Produksi Plastik
      • Penurunan Pola Konsumsi Plastik
      • Sistem Guna Ulang
      • Solusi Semu
      • Sampah Organik
    • Flagship Program
      • Zero Waste Cities and Island
      • Plastics Treaty
      • Brand Audit
      • Project Boost
      • Sekolah Ekologis
      • Project Merit
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In