Sunday, March 17, 2024
EnglishIndonesian
EnglishIndonesian

Solusi Palsu

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) No. 18 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di Provinsi DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota Makassar, pemerintah Indonesia menetapkan teknologi Waste to Energy sebagai solusi dari permasalahan plastik yang ada di Indonesia.

Namun, hal tersebut dinilai solusi tidak tepat oleh Koalisi Nasional Tolak Bakar Sampah yang terdiri dari 15 orang pemohon perorangan yang berasal dari kota-kota yang menjadi sasaran Perpres 18/2016 dan 5 lembaga swadaya masyarakat yaitu Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), BaliFokus, KRuHA dan Gita Pertiwi. Bertepatan dengan pemberlakuan perpres tersebut, Aliansi Zero Waste Indonesia terbentuk secara resmi karena berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh ECOTON dan Nexus3 Foundation dan beberapa lembaga resmi penelitian lainnya menyatakan bahwa hasil dari penerapan teknologi termal incinerator, gasifikasi dan pirolisis untuk mengurangi volume sampah di beberapa kota ini dinilai tidak realistis, mahal dan berpotensi gagal. Rencana ini, baik dari segi pembiayaan maupun teknis, berlawanan dengan prinsip pengelolaan sampah sebagai sumber daya material secara berkelanjutan, dan hal ini tentunya dinilai sebagai salah satu bentuk dari solusi semu. 

Solusi semu bukan hanya sebatas teknologi termal namun juga beberapa hal seperti aspal plastik yang dipelopori oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. AZWI menilai ​upaya jalan aspal-plastik ini tidak dapat dikategorikan sebagai upaya pengurangan sampah plastik. Perlu ada kajian yang matang dan holistik, terutama terkait dengan potensi timbulan, sirkulasi dan proses daur-ulang berbagai jenis plastik yang sudah ada. Fenomena demam jalan aspal-plastik yang dimulai di India, lalu menjalar ke Indonesia ini dinilai tidak dapat disebut sebagai solusi berkelanjutan​.

Selain aspal plastik, AZWI juga menganggap penggunaan bioplastik atau plastik dari bahan tumbuhan yang ditawarkan berbagai pihak bukan solusi yang tepat sebagai substitusi plastik sekali pakai. Karena karakteristik kandungan plastik yang mengandung zat-zat kimia berbahaya dan beracun bagi kesehatan dan lingkungan.

Welcome Back!

Login to your account below

Create New Account!

Fill the forms below to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.