“Every mother is a hero, dengan kasih mu yang tulus dan cintamu yang suci, Kami anakmu butuh belas kasihmu.”
Begitulah kira-kira pesan singkat yang disampaikan Nina kepada Ibu-Ibu di Indonesia. Bukan lagi kepada petinggi negara, kali ini Aesnina Azzahra mengirimkan surat terbuka untuk ibu-ibu di Indonesia, untuk mengajak mereka menyelamatkan bumi dari krisis iklim.
Bertepatan pada hari ibu, 22 Desember 2021, gadis berusia 14 tahun yang akrab disapa Nina tersebut menyampaikan keresahannya perihal bumi yang sudah renta, dan saat ini tertimbun jutaan ton sampah plastik, sumbernya adalah sampah yang tiap hari dihasilkan dari rumah ke rumah. Dari semua plastik yang dihasilkan hanya 9% saja sampah plastik yang didaur ulang dan sisanya masih menumpuk mengotori lingkungan sekitar.
Nina juga menceritakan bagaimana plastik mencemari sungai dan laut Indonesia. Tak usah jauh-jauh, katanya, lihat saja permukaan pasir putih di pantai yang sudah tertutup sampah plastik, pohon mangrove pun banyak yang mati terjerat plastik, sama saperti paus, penyu, burung laut dan ikan banyak yang mati karena terjerat atau tertelan sampah plastik.
Gadis cilik asal Gresik ini memberikan alasan kenapa sampah plastik masih eksis hingga saat ini. Salah satunya, mereka menganggap plastik itu murah praktis, bersih dan aman. Padahal, plastik mengandung bahan kimia beracun yang membahayakan kesehatan kita. Sadar tidak sadar, plastik yang tidak terurai di alam akan menjadi serpihan kecil plastik yang mikroplastik. Ukurannya sangat kecil sehingga mudah terdistribusi ke dalam tubuh manusia. Kalau sudah begini, Bahan kimia yang ada di dalam plastik terbukti dapat mengganggu fungsi hormon, mengakibatkan menstruasi dini, keguguran hingga cacat janin serta dapat menyebabkan kanker.
“Coba kita hitung berapa banyak sampah tas kresek yang ibu buang setiap hari, dan juga sampah sachet, sedotan, styrofoam, botol air minuman, serta popok sekali pakai yang dihasilkan dari rumah ibu, pasti banyak sekali kan? Masih banyak ibu-ibu yang suka membakar sampah atau membuang sampah ke pinggir sungai, di pinggir jalan. Padahal tindakan itu harus dihentikan karena mengakibatkan dampak yang fatal untuk lingkungan dan masa depan kami, generasi masa depan,” kata Nina.
Ibu Berperan Penting Menentukan Masa Depan Bumi
Lebih lanjut, Nina mengajak agar ibu-ibu di Indonesia bisa turut andil dalam menyelamatkan bumi dari krisis Iklim. Sebab, seorang ibu memiliki kekuatan besar untuk membebaskan bumi yang tercekik plastik. Ibu lah yang memilih produk apa yang dikonsumsi di rumah, sehingga ibu juga menentukan jumlah dan jenis sampah rumah tangga yang dihasilkan. Tak hanya itu, Ibu juga berperan sangat penting menentukan masa depan bumi bagi anaknya. Menurutnya, jika perempuan bersatu, saling mendukung dan bergerak bersama, maka Indonesia bisa terbebas dari masalah lingkungan khususnya pencemaran plastik.
“Jika ibu ingin anak cucu ibu hidup sehat dan bahagia di lingkungan yang bersih, maka kita semua harus berani berubah sekarang juga. Bersama-sama kita tolak Sachet, Kresek, Styrofoam, Sedotan, Botol plastik dan Popok Pembalut sekali pakai di rumah untuk menyelamatkan generasi masa depan dari krisis iklim dan kerusakan lingkungan,” tegasnya.
Sebagai informasi, Aeshnina Azzahra Aqilani atau Nina adalah seorang pelajar SMPN 12 Gresik yang telah menjadi aktivis lingkungan mendunia. Nina juga merupakan anak ketiga dari pasangan Prigi Arisandi dan Daru Setyorini. Kedua orang tua Nina merupakan merupakan aktivis lingkungan dari ECOTON, sebuah organisasi konservasi lingkungan yang concern terhadap pemulihan sungai yang tercemar di Gresik dan Surabaya. Beberapa waktu lalu, Nina sempat diundang ke acara Plastic Health Summit 2021 untuk menjadi salah satu pembicara. Pidatonya memukau banyak pihak terutama soal sampah impor yang mencemari kampung halamannya. (Kia)
Berikut link untuk mengakses surat terbuka Nina kepada Ibu-Ibu Indonesia: “LETTER FOR FUTURE” Surat Terbuka Untuk Semua Ibu-Ibu Indonesia