MANILA— Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) dan gerakan #breakfreefromplastic menyambut baik adopsi mandat penting yang menyerukan pengembangan traktat plastik global yang diadopsi selama sesi kelima dari United Nations Environment Assembly (UNEA 5.2).
Mandat berjudul, “Akhiri polusi plastik: Menuju instrumen yang mengikat secara hukum internasional”, membuka meja negosiasi bagi pemerintah untuk membuat perjanjian yang mengikat secara hukum yang mencakup seluruh siklus hidup plastik.
Traktat yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis plastik dalam skala global ini diharapkan dapat dikembangkan dan diselesaikan dalam dua tahun ke depan, dipimpin oleh International Negotiating Committee (INC).
Jika produksi dan penggunaan plastik terus tumbuh, emisi gas rumah kaca pada tahun 2030 dapat setara dengan emisi lebih dari 295 pembangkit listrik tenaga batu bara 500 megawatt baru. Pada tingkat ini, emisi sepanjang siklus hidup plastik mengancam segala kemungkinan untuk memenuhi target iklim global. Selain itu, polusi plastik melampaui batas negara. Partikel plastik beracun mencemari air, udara, dan rantai makanan, yang pada akhirnya membahayakan kesehatan manusia.
Kelompok advokasi di seluruh Asia Pasifik menyampaikan seruan untuk Traktat Plastik Global yang:
- membahas siklus hidup penuh plastik dan dampaknya
- mengintegrasikan suara dan pengalaman pemulung
- menyediakan data yang dapat diakses dan transparan tentang produksi plastik
- menegakkan Extended Producer Responsibility (EPR) yang kuat dengan target hulu yang jelas
- memiliki pernyataan yang jelas terhadap solusi palsu seperti pembakaran, daur ulang kimia, antara lain.
“Kami sangat gembira bahwa kontribusi pekerja sampah informal akhirnya diakui oleh badan pengelola ini,” kata Froilan Grate, Koordinator GAIA Asia Pasifik. “Ini adalah capaian penting. Anggota dan komunitas kami telah menunjukkan selama bertahun-tahun betapa pentingnya peran mereka dalam mencapai Zero Waste. Kami berharap ini membuka pintu untuk diskusi lebih lanjut tentang mata pencaharian, perlindungan, dan keamanan mereka.”, tegas Froi dalam Media Briefing yang diselenggarakan oleh GAIA Asia Pasifik tanggal 3 Maret 2022.
Dalam kesempatan yang sama, Rahyang Nusantara, Co-coordinator Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menambahkan “Dengan resolusi baru di UNEA 5.2 untuk mengakhiri polusi plastik, sekarang saatnya bagi produsen untuk mulai menangani siklus hidup penuh plastik mereka, desain yang dapat digunakan kembali dan dapat didaur ulang dari produk dan bahan mereka. Yang kami butuhkan adalah industri plastik dan industri FMCG menyadari bahwa sistem Zero Waste bekerja dan mereka perlu menjadi bagian darinya daripada mendorong solusi palsu yang merusak lingkungan,” tambah Rahyang. “Karena Indonesia memiliki peraturan untuk mendorong produsen untuk dapat mengurangi sampah plastik mereka hingga 30% pada tahun 2030, saya ingin pemerintah Indonesia dapat menegaskan atas tuntutan bisa berlaku kepada produsen yang menggunakan sachet dan mengimpor kemasan ke Indonesia. Melihat pemerintah di Indonesia tidak memiliki infrastruktur untuk mendaur ulang, dan tidak terhubung ke jaringan penggunaan kembali global.” tutup Rahyang.
Menjelang UNEA 5.2, lebih dari dua ratus kelompok lingkungan dalam gerakan Break Free From Plastic (BFFP) dan Global Alliance for Incinerator Alternatives (GAIA) di Asia Pasifik, dan lebih dari 1 juta orang di seluruh dunia, mendesak pemerintah masing-masing untuk mendukung seruan menuju perjanjian plastik yang mengikat secara hukum yang mencakup tidak hanya polusi plastik laut tetapi juga siklus hidup plastik secara penuh—dari ekstraksi, produksi, penggunaan, dan pembuangan hingga remediasi.
Kutipan dari organisasi lingkungan dan pakar terkemuka dapat diakses di sini.
REKAMAN PASCA UNEA 5.2. ASIA PACIFIC MEDIA BRIEFING
###
Catatan untuk editor
1. Untuk lebih lanjut tentang seruan untuk perjanjian plastik global, lihat ringkasan GAIA brief: Global Plastics Treaty and BFFP Corporate Brief for UNEA 5.2
4. Blog
Kontak Media:
Sonia Astudillo, Staf Komunikasi, Global Alliance for Incinerator (GAIA) Asia Pasifik I sonia@no-burn.org I +63 917 5969286
Siti Dzakkiyah, Public Relations Officer, Aliansi Zero Waste Indonesia | kia@aliansizerowaste.id | +62 85215809537
Tentang GAIA | www.no-burn.org dan www.zerowasteworld.org | Global Alliance for Incinerator adalah aliansi di seluruh dunia yang terdiri lebih dari 800 kelompok, organisasi non-pemerintah, dan individu di lebih dari 90 negara yang visi utamanya adalah dunia yang adil dan bebas racun tanpa pembakaran.
Tentang AZWI | Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) merupakan aliansi yang saat ini beranggotakan 10 organisasi lingkungan yaitu YPBB, GIDKP, Nexus3 Foundation, PPLH Bali, ECOTON, ICEL, Zero Waste, Greenpeace Indonesia, Gita Pertiwi dan WALHI. AZWI mengkampanyekan penerapan konsep Zero Waste yang benar dalam rangka mengarusutamakan berbagai kegiatan, program dan inisiatif Zero Waste yang ada untuk dilaksanakan di berbagai kota dan kabupaten di Indonesia dengan mempertimbangkan hierarki pengelolaan sampah, daur hidup material, dan ekonomi sirkular.