Komunitas Nol Sampah Surabaya berkesempatan melakukan sosialisasi pada Indonesia Climate Change Expo and Forum 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Convention and Exhibition Grand City Surabaya pada 6 – 9 Juli 2023 dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia.
Dalam kesempatan itu, Nol Sampah Surabaya menyediakan tempat untuk Sedekah Sampah yang dibagi dalam dua kategori. Sampah organik, dan sampah anorganik seperti kertas dan plastik. Menurut Koordinator Nol Sampah Surabaya, Hanie Ismail, sedekah sampah diperlukan sebagai informasi bagi para pengunjung bahwasanya sampah itu bernilai tinggi jika dimanfaatkan dengan tepat. Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia yang terbuang di lautan.
Dalam kesempatan ini Hanie berharap bahwa pengunjung bisa mengurangi sampah plastik sekali pakai dengan menggunakan berbagai wadah guna ulang yang banyak tersedia. Selain mengurangi sampah plastik, dengan menggunakan wadah daur ulang bisa lebih bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Seperti diketahui, ada berbagai bahan kimia pada kantong plastik, seperti polietilen, polivinil klorida, dan polistirena yang bisa berbahaya bagi manusia bila dikonsumsi. Selain itu, bahan-bahan kimia lain yang juga bisa ditemukan pada kantong plastik, yaitu styrene dan bisphenol-A juga bisa menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan mengganggu masalah reproduksi.
Selain booth Sedekah Sampah, perempuan kelahiran Lamongan ini juga menyediakan informasi tentang pupuk cair atau EM yang dibuat dari sampah organik sisa sayur dan buah.
“Dengan pupuk cair tersebut, selain bisa memanfaatkan sisa sampah organik, kita juga bisa mengurangi sampah organik yang akan dibuang ke TPA. Karena sampah organik di TPA Benowo mencapai 1600 ton atau 60% dari total sampah yang dibuang dalam satu hari.” Kata Hanie.
Di sisi lain, salah satu relawan Nol Sampah Surabaya, Aisha Mario menjelaskan tentang manfaat dan fungsi dari beberapa buah mangrove diantaranya adalah Limonia Acidissima (Kawista). Kulit buah kawista diketahui mengandung senyawa flavonoid seperti rutin, naringin, hesperidin, sinensetin yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri. Kemudian Rhizophora Mucronata (Tanjang) merupakan salah satu jenis mangrove dengan banyak manfaat. Buahnya bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan diare. Secara ekologis, Rhizophora Mucronata dapat mencegah erosi pantai, perlindungan dari tsunami, membantu mengurangi pemanasan global (menyerap karbon), tempat berkembang biak dan perlindungan bagi ikan maupun udang. Dan yang terakhir Sonneratia Caseolaris (Bogem). Kandungan vitamin C dalam buah Bogem dapat mengobati sariawan, panas dalam, mencegah flu, dan menjaga kekebalan tubuh. (Dt)