Kepada:
CEO Tokopedia, William Tanuwijaya
CEO Shopee Indonesia, Chris Feng
CEO Bukalapak, Muhammad Rachmat Kaimuddin
CEO Lazada Indonesia, Chun Li
CEO Blibli.com, Kusumo Martanto
CEO Zalora Indonesia, Anthony Fung
Co-CEO Gojek, Andre Soelistyo dan Kevin Aluwi
President Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata
di tempat
Dengan hormat,
Kami menyampaikan apresiasi yang mendalam atas kontribusi para pelaku ecommerce dan jasa layanan antar makanan dan minuman di Indonesia, yang telah mempermudah masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dimasa pandemi, sekaligus turut menjaga perputaran roda ekonomi. Namun demikian, di balik manfaat tersebut ada suatu dampak negatif yang tidak diinginkan oleh siapapun.
Sampah plastik dari belanja online meningkat sebesar 96% selama masa pandemi Covid-19. Menurut studi LIPI [1] tahun 2020, pada periode penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di masa pandemi Covid-19, terjadi peningkatan transaksi sebesar
62% pada sektor marketplace dan 47% pada sektor jasa antar makanan. Bahkan, kemasan plastik yang digunakan untuk pengiriman (termasuk bubble wrap, foam polistirena, selotip plastik, raffia plastik, atau kantong plastik) melebihi plastik kemasan produk itu sendiri.
Padahal pencemaran lingkungan akibat sampah plastik di Indonesia sudah mencapai taraf mengkhawatirkan, karena tidak hanya berdampak pada lingkungan semata tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia.
Sayangnya, semakin banyak konsumen yang memanfaatkan belanja online di masa pandemi, namun tidak memiliki opsi untuk memilih kemasan yang lebih ramah lingkungan. Padahal, banyak masyarakat yang sudah peduli mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Banyak testimoni yang diberikan oleh public figure yang menyayangkan betapa berlebihannya kemasan plastik yang tiba di rumah untuk mengemas barang pesanan. Banyak masyarakat yang lebih mendukung penggunaan packaging yang lebih ramah lingkungan. Namun, kesadaran dan kepedulian tersebut terasa sia-sia, karena masyarakat sebagai konsumen tidak memiliki opsi untuk memilih kemasan yang lebih ramah lingkungan pada platform online marketplace maupun jasa pengiriman makanan dan minuman.
Saat ini sudah tersedia berbagai inovasi pengemasan yang tidak terbuat dari plastik sekali pakai, atau merupakan sistem pengemasan yang dapat digunakan ulang, dengan tetap menjaga fungsi keamanan dan sanitasi. Jasa pesan-antar makanan dan minuman yang dimiliki Gojek dan Grab sudah memiliki tombol opsi bagi konsumen untuk menolak alat makan plastik sekali pakai (sendok, garpu, sedotan), tetapi belum maksimal karena belum diberlakukan secara universal di semua vendor, atau masih ada vendor yang tetap memberikan alat makan meskipun tidak diminta. Sedangkan online marketplace yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia belum memiliki opsi seperti itu sama sekali. Padahal, beberapa online marketplace yang relatif lebih kecil sudah memiliki tombol opsi kemasan bebas plastik, bahkan beberapa jasa pengemasan makanan memberikan opsi pengembalian kemasan untuk bisa digunakan kembali. Hal ini menunjukkan bahwa pengganti pengemasan berbahan plastik sekali pakai sudah tersedia dan sangat memungkinkan untuk disediakan kepada konsumen.
Konsumen meminta opsi kemasan yang lebih ramah lingkungan. Kami memahami bahwa pelaku e-commerce seperti online marketplace bukan pihak yang melakukan pengemasan barang, tetapi kekuatan e-commerce untuk menjangkau jutaan merchant, driver,
dan kurir adalah kekuatan yang memiliki dampak yang luar biasa. Kami meminta agar kekuatan tersebut digunakan demi dampak yang baik bagi lingkungan.
Oleh karena itu, kami mendesak seluruh CEO terkait untuk mengambil tindakan-tindakan sebagai berikut:
Pertama, Memberikan opsi kepada konsumen untuk memilih (a) kemasan minim plastik sekali pakai, dan/atau (b) ekspedisi ramah lingkungan, sehingga konsumen diberi kesempatan untuk bisa meminimalisasi dampak lingkungan dari belanja online.
Kedua, Memberikan pelatihan kepada mitra merchant, mitra driver, dan mitra kurir agar bisa mengemas barang dengan cara yang minim plastik sekali pakai.
Demikian kami sampaikan, semoga dapat menjadi perhatian seluruh CEO terkait.
Kami yang menandatangani surat ini,
Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik dan 104 penanda tangan lain (tokoh publik, organisasi lingkungan, komunitas, kelompok muda, dan lainnya)
Kamu bisa ikut terlibat dalam gerakan ini dengan menandatangani petisi “Berikan Opsi Kemasan Minim Plastik Sekali Pakai” disini
Detail informasi Pawai Bebas Plastik 2021 dapat diakses
Referensi
[1] Infografis Sampah Plastik Covid (LIPI, 2020)