Kementerian Agama telah menetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H pada 10 Juli mendatang. Seluruh umat muslim biasanya memiliki tradisi dengan memotong dan membagikan hewan kurban kepada masyarakat.
Namun ketika membagikan daging kurban, penyelenggara kurban masih banyak menggunakan kantong plastik sekali pakai sebagai wadah pembungkus daging kurban. Alhasil, sampah jenis ini semakin menumpuk karena biasanya masyarakat tidak mau menggunakan kembali plastik bekas pembungkus daging mentah.
Plastik merupakan salah satu senyawa kimia yang sulit terurai dan membutuh puluhan hingga ratusan tahun agar plastik untuk terurai. Selama jangka waktu tersebut, plastik yang telah menjadi sampah, terpecah-pecah menjadi mikroplastik dan tidak tertangani menjadi ancaman yang membahayakan makhluk hidup dan lingkungan.
Selain merupakan jenis sampah yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat terurai secara alami, kantong plastik juga diketahui mengandung zat karsinogen yang sangat berbahaya bagi kesehatan.
Jenis kantong plastik yang paling berbahaya yakni plastik berwarna. Plastik berwarna bisa berbahaya jika digunakan membungkus makanan berminyak atau berlemak, apalagi bersuhu panas. Pasalnya, zat-zat adiktif dalam plastik seperti adipate, phthalate, dan Bisphenol-A (BPA) mudah terurai dalam lemak dan panas.
Direktur program Gita Pertiwi, Titiek Eka Sasanti mengatakan kresek atau kantong plastik bukan jenis kemasan food grade (tidak memenuhi standarisasi material yang layak digunakan untuk memproduksi perlengkapan makan) dan sebagian besar kantong kresek merupakan daur ulang yang berbahaya bagi kesehatan tubuh.
“Plastik rata-rata mengandung logam berat timbal (Pb) yang melebihi batas yang ditentukan. Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, maupun tangan atau makanan. Selain masalah kesehatan, penggunaan plastik juga menjadi masalah lingkungan sebab limbah tersebut tidak mudah terurai bahkan hingga ratusan tahun,” ujar Titiek saat dihubungi AZWI, Rabu (6/7/2022).
Lebih lanjut Titiek menyarankan agar daging kurban menggunakan wadah yang lebih aman sehingga tidak berdampak buruk untuk kesehatan. “Mengubah kebiasaan tentu membutuhkan waktu. Semoga kita bisa beralih untuk bisa menggunakan wadah yang aman dan ramah lingkungan supaya kita semua tetap bisa berbagi daging kurban tanpa plastik. Berkah untuk semua dan juga untuk bumi.” tambahnya.
Alternatif Pengganti Wadah Daging Kurban
Larangan menggunakan plastik berwarna untuk membungkus makanan sebenarnya sudah sejak lama dipublikasikan Badan Pengawasan Makanan dan Obat (BPOM) RI dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak menggunakan kantong kresek untuk wadah pangan, termasuk daging untuk wadah daging kurban.
Berikut alternatif kantong plastik sebagai wadah daging kurban sekaligus bisa digunakan pada kegiatan sehari-hari:
1. Besek Bambu
Besek bambu bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi jumlah sampah plastik karena bisa digunakan berulang kali. Selain itu sifatnya yang ramah lingkungan dan adanya rongga diantara anyaman besek bambu membuat pengemasan makanan menjadi lebih segar.
2. Food Container
Wadah makanan ini mudah ditemukan di tempat penjualan alat rumah tangga. Food container memiliki beragam ukuran dan bersifat multiguna. Selesai pemakaian, pemilik bisa menyuci dan menggunakan kembali food container untuk berbagai jenis bahan makanan.
3. Daun Pisang
Tidak seperti plastik, daun pisang akan mudah terurai sekaligus ramah lingkungan. Selain ramah lingkungan, daun pisang juga mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah. Untuk menggunakannya, kamu cukup membawa tempat dari rumah dan meletakkan daun pisang sebagai alasnya.
4. Daun Jati
Selain daun pisang, kamu juga bisa menggunakan daun jati. Tidak hanya ramah lingkungan, penggunaan daun jati sebagai wadah daging kurban juga bisa mengurangi bau serta membuat daging lebih empuk. Ukuran daunnya yang lebar juga akan mempermudah proses pembungkusan daging kurban.
5. Bongsang
Penggunaan bongsang untuk wadah membungkus daging kurban tidak hanya ramah lingkungan, namun juga ramah di kantong. Dengan harga yang terjangkau tersebut, kita juga dapat membantu produksi pengrajin anyaman dalam menghidupkan industri rumah tangga.
Yuk mulai dari sekarang untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai dan beralih ke wadah ramah lingkungan. Semakin banyak yang melakukan maka semakin besar dampak baiknya kepada bumi yang kita sama-sama tinggali. (Kia)