Sudah dua tahun usai Sekolah Ekologis dijalankan dengan beberapa sekolah di Solo Raya, hal ini membawa banyak perubahan utamanya di bidang lingkungan. Sekolah Ekologis merupakan program yang dijalankan oleh Gita Pertiwi bersama Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI). Program ini memiliki tujuan untuk mewujudkan ekosistem sekolah yang memenuhi hak ekologis anak yang sehat, aman, dan berkelanjutan dengan menerapkan prinsip minim sampah, dengan adil memanfaatkan sumber daya alam sehemat mungkin, dengan menggunakan material yang aman dan tidak membuang apapun.
Beberapa sekolah di Solo Raya yang telah bekerja sama untuk menjalankan program Sekolah Ekologis ini antara lain adalah SMP Negeri 3 Surakarta, SMP Negeri 9 Surakarta, SMP Negeri 3 Colomadu, SMP Negeri 2 Juwiring, SD Negeri Cemara Dua Surakarta, dan MI Muhammadiyah 1 PK Sukoharjo. Kendati demikian, kerja sama yang sudah dilakukan selama kurang lebih 2 tahun ini membuahkan hasil. Di mana sekolah-sekolah tersebut mulai menerapkan prinsip-prinsip sekolah ekologis : menciptakan hak anak atas lingkungan sehat dan aman, berpartisipasi aktif dan menciptakan kesetaraan gender, berbasis kearifan lokal, adil, dan berkelanjutan. Dengan menerapkan prinsip tersebut, diharapkan dapat menciptakan kondisi dan lingkungan sekolah dengan mementingkan perspektif lingkungan yang bersih dan sehat.
Seperti yang telah dilakukan oleh SMP Negeri 3 Surakarta contohnya, sekolah ini dengan didampingi oleh Gita Pertiwi telah melakukan praktik baik dalam pengelolaan sampah. Di mana mereka membudidayakan maggot di sekolah untuk membantu dalam menyelesaikan masalah pengelolaan sampah organik di sekolah. Praktik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan sampah organik yang ada di sekolah, utamanya kantin, yang kemudian akan diteruskan menjadi pakan maggot. “Kalau ada maggot kan setidaknya bisa mengurangi sampah organik, terutama dari kantin. Sekalian mengajari warga sekolah alternatif dalam mengelola sampah,” ujar Bu Petty, salah seorang guru yang berinisiatif dalam membudidayakan maggot.

Gambar 1. Menilik Keberadaan Kandang Maggot di SMPN 3 Surakarta
Ada juga SMP N 9 Surakarta yang mulai membudidayakan maggot, meskipun masih berproses, tetapi sosialisasi dan fasilitasi tetap dilakukan oleh Gita Pertiwi agar semakin banyak sekolah yang menerapkan prinsip-prinsip sekolah ekologis dan melakukan praktik baik untuk mewujudkan sekolah yang ramah lingkungan. Sementara itu, dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Gita Pertiwi mengenai bahaya sampah plastik, SD Cemara Dua telah memiliki Surat Keputusan (SK) Kepala Sekolah mengenai pengelolaan sampah, yang akhirnya menciptakan penurunan timbulan sampah, utamanya plastik di sekolah.
Di sisi lain, salah satu sekolah ekologis yang menjadi penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, seperti SMP Negeri 3 Colomadu, mengakui adanya tren kenaikan sampah organik dari sisa pangan. Untuk menanggulangi terjadinya penumpukan, SMP Negeri 3 Colomadu berencana untuk memulai budidaya maggot, hal ini juga perlu dilakukan dengan dukungan antara pihak sekolah dan pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi sampah organik. Sementara itu, MI Muhammadiyah 1 PK Sukoharjo, dalam keseharian dan kegiatan belajar-mengajarnya mulai mengurangi penggunaan wadah sekali pakai untuk jajan. Bersamaan dengan hal itu, mereka memiliki rencana untuk mulai menggunakan wadah guna ulang yang rencananya akan diterapkan pada tahun ajaran baru. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya mengurangi sampah plastik di sekolahan.

Dari berbagai inisiatif dan perubahan positif yang telah dilakukan pada sekolah-sekolah tersebut, upaya untuk mewujudkan sekolah ramah lingkungan di Solo Raya menunjukkan hasil yang nyata. Meskipun masih berproses, tetapi komitmen dan kolaborasi antara sekolah dan lembaga pendamping seperti Gita Pertiwi menjadi kunci penting untuk menjaga keberlanjutan program ini. Harapannya, praktik baik yang telah berjalan ini dapat terus dikembangkan dan menginspirasi lebih banyak sekolah lain untuk ikut menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan berkelanjutan.
Penulis : Fitria Novita Sari, Gita Pertiwi