Dunia saat ini tengah menghadapi pandemi virus Coronavirus Disease 19 (Covid-19). Situasi pandemi menimbulkan dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Kelompok rentan seperti orang lanjut usia (lansia), tenaga kebersihan, tenaga kesehatan dan pekerja lain yang tidak dapat melakukan kerja dari rumah membutuhkan perlindungan khusus menghadapi pandemi corona. Melihat situasi demikian, Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengadakan diskusi webinar mengangkat tema “Zero Waste di Masa Pandemi Corona” dengan menghadirkan dua orang pemantik yaitu Melly Amalia (Manajer Kampanye YPBB) dan Putu Bella (Koordinator Program Zero Waste Cities PPLH Bali). Kedua pemantik merupakan bagian dari kolaborator AZWI yang terlibat dalam kampanye Zero Waste dan Implementasi Zero Waste Cities (ZWC) di Jawa Barat dan Bali.
Pergeseran Sektor Penghasil Sampah
Data yang dirilis berbagai daerah menunjukkan terjadinya pengurangan timbulan sampah harian. Di Kota Bogor terjadi penurunan volume timbulan sampah sebesar 100 ton, di Kota Denpasar turun 300 ton per hari, dan di Jakarta dari volume sampah harian sebesar 7.500 hingga 8.000 ton/hari berkurang sebanyak 620 ton/hari. Menurut Melly Amalia, sampah dari sektor komersial seperti restoran, pusat perbelanjaan dan pariwisata memang mengalami penurunan. Pada sisi yang lain terdapat peningkatan sampah rumah tangga karena perubahan pola konsumsi masyarakat pasca penerapan kebijakan kerja dari rumah dan pembatasan sosial. “Sebagian besar masyarakat membatasi diri dengan hanya melakukan aktivitas di rumah. Tetapi untuk memenuhi kebutuhan konsumsi mereka belanja secara daring dengan tren kenaikan berdasarkan data riset antara 27-36 persen. Akhirnya timbulan sampah seperti kemasan plastik sekali pakai mengalami peningkatan” tambah Melly.
YPBB berdasarkan data dari pemerintah daerah di kawasan Bandung Raya (Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Bandung) memberi catatan mengenai timbulan sampah harian di tiga daerah tersebut. Pertama, sampah dari kawasan komersial dan penyapuan jalan di Kota Bandung mengalami penurunan. Peningkatan sampah terutama organik terjadi di Kawasan Bebas Sampah (KBS) yang RT/RWnya melakukan pemilahan. Secara umum jumlah sampah yang terangkut ke TPA sama seperti sebelumnya. Kedua, di Kota Cimahi jumlah sampah yang diangkut ke TPA cukup stabil dengan angka 50-60 rit per hari. Ketiga, di Kabupaten Bandung jumlah sampah terutama di sungai menurut Dinas Lingkungan Hidup justru mengalami peningkatan karena sedang dilanda banjir.
Langkah Tetap Zero Waste di Masa Pandemi
Melihat data terjadinya peningkatan timbulan sampah rumah tangga membuat penerapan gaya hidup Zero Waste menjadi semakin penting. Menurut Melly (Koordinator Kampanye Zero Waste YPBB) terdapat langkah-langkah Zero Waste di masa pandemi corona. Pertama, Pemilahan sampah harus tetap dilakukan karena dalam situasi saat ini jika sampah tidak terpilah para petugas akan semakin rentan tertular virus. Serta sebaiknya warga melakukan pengomposan mandiri agar meringankan beban para petugas. Kedua, Gunakan masker kain yang dapat dicuci ulang, karena selain masker medis diperuntukan oleh para medis, dan juga pasien, masker medis juga merupakan masker sekali pakai yang akhirnya akan menjadi sampah. Ketiga, Memisahkan limbah infeksius. Sebelum dibuang sebaiknya di potong-potong kecil terlebih dahulu supaya tidak digunakan kembali oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Setelah dipisahkan diberi label “sampah infeksius” tujuannya agar petugas dapat berhati-hati dalam proses pengambilan dan pengolahan. Karena selain masalah sampah kesehatan dan keselamatan petugas sangatlah penting.
Adaptasi Program Zero Waste Cities
Putu Bela dari PPLH Bali menjelaskan mengenai penyesuaian implementasi program Zero Waste Cities yang dilakukan oleh lembaganya di Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar. Himbauan Physical Distancing membuat mereka mengubah cara edukasi dan kampanye Zero Waste. PPLH Bali dan pemerintah desa menggunakan sosial media sebagai sarapan pelaporan dan pemantauan kegiatan pemilahan sampah. PPLH Bali membuat konten dalam bentuk cerita, poster dan video yang dibagikan kepada warga untuk menggantikan proses pendampingan secara langsung (kehadiran fisik).
Gambar: Penyerahan Bantuan Hasil Penggalangan Dana YPBB kepada Tenaga Kebersihan
Penerapan Zero Waste Cities di Bali (Kota Denpasar) dan Jawa Barat (Kota Bandung, Kabupaten Bandung dan Cimahi) serta Jawa Timur (Gresik) tetap berjalan. Tenaga kebersihan sebagai garda depan pengumpulan sampah yang sudah dipilah warga tetap bekerja seperti biasa. Mereka termasuk kelompok rentan yang harus mendapatkan perhatian khusus. Melihat situasi tersebut, baik PPLH Bali, YPBB maupun komunitas lain serta individu bergerak untuk menggalang dana publik membantu memberikan bantuan alat pelindung diri. Dari dana publik yang terkumpul sejumlah paket bantuan yang terdiri dari sarung tangan, hand sanitizer, sabun cuci tangan, vitamin dan madu. Selain memberikan bantuan, peran aktif warga untuk melakukan pemilahan sampah, terutama sampah infeksius dapat meminimalisir dampak kontaminasi virus pada tenaga kebersihan.
Pentingnya Menangani Sampah Infeksius/Medis
Dalam diskusi yang berlangsung, pembahasan mengenai penanganan sampah infeksius/medis mendapatkan banyak tanggapan. Menurut Melly Amelia, sampah infeksius/medis tidak boleh bercampur dengan sampah lain. Sebelum dibuang, sampah infeksius seperti masker, sarung tangan, tisu dan yang lain dirobek atau dipotong. Sampah jenis itu harus disimpan dengan kantong tertutup dengan diberikan label khusus.
”Taruhlah sampah infeksius ke tempat yang aman sebelum diangkut petugas pengumpul sampah. Bila tidak ada layanan pengangkutan sampah infeksius, maka simpan minimal 7 hari agar virus mati” tambah Melly.
Adapun untuk penanganan sampah infeksius/medis rumah sakit di masa pandemi corona harus mengacu prosedur operasional yang dikeluarkan kementerian kesehatan. Alat Pelindung Diri (APD) setelah digunakan harus disterilisasi atau dibersihkan dengan penyemprotan disinfektan. Melihat antusiasme diskusi seputar penanganan sampah infeksius/medis, AZWI akan mengadakan diskusi lebih lanjut mengenai tema ini.
Pada masa pandemi corona, kawan-kawan sebisa mungkin tetap meminimalisir sampah dengan menjaga konsumsi tidak berlebihan. Tren belanja daring harus juga disiasati dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai. Langkah kecil tersebut sangat berkontribusi membantu gerakan Zero Waste dan meringankan beban kerja tenaga kebersihan. Tetap jaga kesehatan dan jaga kepedulian sesama! Stay Zero Waste, Everywhere and Everytime!