Thursday, May 15, 2025
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Reportase

Merespon Permasalahan Sampah Plastik di Perairan Kita

by Aliansi Zero Waste Indonesia
October 10, 2020
in Reportase
Reading Time: 4min read
3
Merespon Permasalahan Sampah Plastik di Perairan Kita a
0
SHARES
1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Minggu (10/05/2020)- Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) mengadakan diskusi webinar mengangkat tema “Sampah Plastik di Sungai, Laut dan Pulau Kecil Kita” melalui Kanal Zoom. Diskusi ini diselenggarakan untuk merespon masalah pencemaran sampah plastik di perairan Indonesia. Hadir sebagai narasumber Muharram Atha Rasyadi (Greenpeace Indonesia), Sumardi Ariansyah (EcoNusa), dan Hermawan Some (Nol Sampah Surabaya).
Kondisi pencemaran sampah di laut
Pemaparan diskusi diawali dengan menyampaikan kondisi sampah plastik yang ada di Indonesia oleh setiap narasumber. Data menunjukkan kondisi timbulan sampah di Indonesia saat ini sebanyak 184.000 ton per hari, yang berasal dari 48% rumah tangga dan 24% pasar tradisional. Sementara 60% adalah sampah organik layak kompos, 14% sampah plastik, 9% kertas. Di Indonesia setiap tahun terdapat kenaikan jumlah sampah sebesar 5-10%.
“Sampah plastik yang mengalir di Sungai Mangrove Wonorejo Rungkut terlilit dan tersangkut sehingga menutup akar napas pada mangrove tersebut dan membunuh mangrove yang ada. Terhambatnya pertumbuhan mangrove akan berdampak pada habitat yang ada di Hutan Mangrove Wonorejo, seperti burung migran, monyet ekor panjang dan kucing hutan” ucap Hermawan Some.

Merespon Permasalahan Sampah Plastik di Perairan Kita a
Gambar: Kegiatan Audit Merek Sampah di Pesisir oleh Greenpeace Indonesia dan Komunitas Lokal (Sumber: greenpeace.org)


Beberapa faktor yang menjadi penyebab sampah yang tidak terkelola dengan baik sehingga berakhir di lingkungan antara lain karena belum ada pemilahan yang baik dan sistem pengangkutan yang tidak memadai. Seperti yang terjadi di bantaran sungai Ciliwung yang dijadikan tempat pembuangan sampah. Data menunjukkan sampah yang terdapat di sungai Ciliwung sekitar 7000 ton per hari tetapi hanya 75% diangkut sedangkan 25% sisanya terbawa oleh aliran sungai ke laut.
“Sampah plastik yang ada di laut banyak membunuh habitat yang ada, seperti ditemukannya paus mati di Wakatobi dan penyu mati di Pulau Progo dengan sampah plastik terurai dari perutnya. Habitat didalam laut sangat memungkinkan melihat sampah plastik sebagai makanan mereka”, ujar Muharram Atha Rasyadi.
Kebijakan Pemerintah Mengatasi Sampah di PerairanPemerintah menetapkan lima strategi penanganan sampah laut yang akan diterapkan dalam Rencana Aksi Nasional (RAN) Tahun 2018-2025. Adanya strategi tersebut merupakan respon baik yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah sampah di perairan Indonesia. “Dari kelima strategi tersebut ada beberapa hal dapat diperhatikan oleh pemerintah. Seperti pada strategi kedua, 28% Sampah di laut berasal dari darat melalui sungai diakibatkan oleh pengelolaan sampah yang minim dan tidak merata. Fokus pada Industri hulu dan mendukung inovasi, insentif, dan pedoman sehingga industri di hulu semakin terdorong dalam melakukan pembaharuan dalam produksinya. Sedangkan untuk di hilir diharapkan adanya inovasi yang diberikan oleh pemerintah, seperti bagaimana sampah menjadi hasil yang bernilai”, kata Sumardi Ariansyah.
Terkait aktivitas transportasi kapal laut telah ditetapkan di Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 29 tahun 2014 pasal 29. Seperti tempat pembuangan sampah, buku catatan sampah, poster pembuangan sampah, dan pola penanganan sampah yang disahkan oleh pejabat berwenang. Namun di wisata bahari masih terlihat minim dalam pengelolaan sampah.
“Banyak tempat pembuangan sampah yang berakhir pada pembakaran atau dibiarkan begitu saja. Selain itu, aktivitas dari kelautan dan perikanan memungkinkan menjadi penyumbang sampah. Contohnya seperti nelayan yang sudah tidak memakai jaringnya lalu dibuang begitu saja, yang akhirnya dapat mengancam habitat satwa laut. Disini pemerintah harus menjadikan sektor bahari dan aktivitas kelautan dan perikanan sebagai konsen khusus”, tambah Sumardi Ariansyah.
Pencemaran Sampah, Tanggung Jawab Siapa?Tanggung jawab pengelolaan sampah tidak hanya dapat dibebankan kepada masyarakat dan pemerintah. Apabila fokus penanganan hanya di hilir sedangkan di hulu produksi plastik masih berjalan atau bahkan meningkat, permasalahan sampah akan semakin memburuk dan sulit ditangani. Pengurangan produksi plastik yang ada di hulu menjadi krusial untuk menekan pencemaran sampah plastik.
Memaksimalkan daur ulang pun sebagai solusi tidak cukup karena data riset Sustainable Waste Indonesia (SWI) menyatakan bahwa 24% sampah di Indonesia tidak dikelola, hanya sekitar 7% bisa didaur ulang dan 69% berakhir di TPA.
“Pada dasarnya daur ulang tidak akan pernah cukup, karena peningkatan kapasitas daur ulang jika tidak dibarengi dengan adanya pengurangan produksi plastik sekali pakai tidak akan bisa menjawab permasalahan plastik”, ujar Muharram Atha Rasyadi.
Gerakan Kolektif Mengatasi Sampah PerairanBerbagai usaha mengatasi permasalahan sampah telah dilakukan oleh berbagai pihak. Dalam diskusi ini, gerakan kolektif dinilai lebih memberikan dampak yang lebih luas. “Nol Sampah Surabaya berkolaborasi dengan nelayan, petani, komunitas, perusahaan, dan anak- anak sekolah untuk terjun langsung dalam gerakan yang kami sebut ‘mulung sampah’ dan ‘penanaman mangrove’. Tidak hanya mengambil sampah tetapi mereka diajak untuk memilah, setelah terkumpul sampah-sampah tersebut dibawa ke posko. Kegiatan lainnya adalah diet tas kresek atau disebut dengan “rampok tas kresek”. Orang-orang yang membawa tas kresek kami tukar dengan tas kain, dalam kegiatan ini kami jadikan juga sebagai proses kampanye mengenai isu sampah plastik” ujar Hermawan Some.
“Greenpeace Indonesia bersama gerakan #breakfreefromplastic mengadakan kegiatan clean up dengan identifikasi jenis-jenis dan merek apa saja yang mendominasi sampah plastik (brand audit). Tujuannya adalah untuk memberikan narasi kepada publik, dan pihak yang diharuskan untuk bertanggung jawab. Dari brand audit ditemukan bungkus makanan ringan yang kadaluarsa pada tahun 1999, dapat disimpulkan bahwa sampah tersebut sudah sekitar 20 tahun dan kondisi masih sangat baik, hal tersebut menjadi gambaran bahwa masalah tidak selesai ketika kita membuang sampah dengan benar,” ujar Muharram Atha Rasyadi.
Diskusi kemudian ditutup oleh seluruh panelis untuk mengajak seluruh masyarakat lebih bijak dengan penggunaan plastik sekali pakai yang dimulai dari hal-hal sederhana, seperti diet kantong plastik, dan pengurangan konsumsi produk berkemasan sekali pakai. (Ukuy)

Previous Post

Rilis Materi Webinar After Movie The Story of Plastic

Next Post

Potensi Limbah Medis Bertambah di New Normal, Ini Solusinya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

February 1, 2023
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

7373
Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

1371
plastic treaty

Mengungkap Solusi Palsu dalam Negosiasi Perjanjian Internasional tentang Plastik

928
Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

98
Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025

Recent News

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

  • Facebook
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In