Thursday, May 15, 2025
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Siaran Pers

Mikroplastik Ancam Hasil Laut: Surabaya Perlu Regulasi Larangan Plastik Sekali Pakai

by Aliansi Zero Waste Indonesia
January 7, 2021
in Siaran Pers
Reading Time: 4min read
24
Mikroplastik Ancam Pantai Timur Surabaya, Ecoton Desak Pembatasan Plastik Sekali Pakai
0
SHARES
1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Timbunan sampah plastik yang tak terurus di sepanjang aliran kali Mas, Kali Surabaya, Kali Wonokromo dan perairan terbuka di Surabaya pada musim hujan akan terbawa ke muara dan mencemari pesisir Surabaya, jika tak dikendalikan plastik terdegradasi menjadi mikroplastik dan mencemari ikan, kerang dan udang, mengancam keamanan pangan laut (seafood) yang dihasilkan nelayan dan petambak di Surabaya

”Ada tiga bahan berbahaya dalam mikroplastik yang menyebabkan problem reproduksi, berupa penurunan kualitas sperma manusia dan menopause dini,” Ungkap Eka Chlara Budiarti peneliti Mikroplastik Ecoton.

Alumni Jurusan Kimia Universitas Diponegoro ini menyarankan pengurangan konsumsi seafood yang terkontaminasi mikroplastik. “Stop makan Plastik,” ungkap Chlara.

Sampah di perairan 52% adalah sampah jenis Plastik dengan rincian (Sampah popok bayi 21%, Tas Kresek 16%, bungkus plastik 5%, botol plastik 1%, plastik lainya seperti Styrofoam, tali, senar dll mencapai 9%). Dampaknya plastik-plastik ini menjadi santapan bagi biota-biota laut yang menganggap plastik sebagai makanan mereka.

distribusi mikro di Kawasan Hilir Sungai Brantas di perairan Gununganyar Tambak muara Sungai Wonorejo, perairan Tambak Wedi dan pantai Nambangan Pantai Timur Surabaya. Jumlah mikroplastik ditemukan di perairan hilir Sungai Brantas sebanyak 25-483 Partikel/ 100 liter. Tingginya kandungan Mikroplastik di Nambangan dan Tambak wedi dimungkinkan karena banyaknya sungai yang bermuara di Tambak Wedi dan Nambangan diantaranya Sungai Tambak Wedi, Kali Keputih dan Kali Mulyorejo.

Stop Makan Plastik

Ecoton mendorong pemerintah Kota Surabaya melarang penggunaan plastik sekali pakai karena selama ini plastik sekali pakai seperti tas kresek, sachet, Styrofoam, sedotan, popok, botol minum jumlahnya semakin meningkat dan tidak bisa didaur ulang, ditambah lagi dengan tidak adanya tempat sampah sementara di tiap desa membuat masyarakat membuang sampahnya ke Bengawan Solo. Selain itu Ecoton mendorong masyarakat mengurangi dan menghentikan pemakaian plastik sekali pakai agar sampah plastik tidak membunuh biota laut dan mengganggu kesehatan manusia.

Seafood Perairan Surabaya Tercemar Mikroplastik

Akibat sampah plastik di perairan saat ini telah terjadi kontaminasi mikroplastik dalam Biota perairan yang banyak dikonsumsi masyarakat adalah udang dan kerang. Ecoton  Bersama dengan mahasiswa Oseanografi Universitas Hang Tuah Surabaya pada November 2020 melakukan uji mikroplastik di dalam kerang dan udang. Hasilnya, seafood di Pesisir Surabaya telah terkontaminasi mikroplastik. Contoh udang diambil di kawasan Tambak pada stasiun 2 dan 3 sedangkan udang stasiun 3 diambil pada lepas pantai muara sungai Gunung Anyar Tambak.

Grafik 1 menunjukkan bahwa kandungan mikroplastik di lepas pantai Muara Sungai Gununganyar Tambak lebih tinggi (18 partikel mikroplastik/ekor udang) dibandingkan dengan kandungan mikroplastik di tambak.(17,8 partikel mikroplastik/ekor udang) Kondisi ini disebabkan karena lokasi tambak yang relatif terlindung dari perairan terbuka (air yang masuk kedalam tambak terkontrol sehingga  mengurangi jumlah /waktu kontaminasi air dalam tambak dengan air dari laut atau sungai).

Pada grafik 2 disamping, menunjukkan jumlah mikroplastik mencapai 70-105 partikel/kerang. Tingginya kandungan mikroplastik dalam kerang membahayakan kesehatan manusia karena umumnya manusia memakan utuh kerang tanpa dibersihkan isi lambungnya sehingga semua mikroplastik dalam organ kerang semuanya akan tertelan dan berpindah ke dalam organ pencernaan manusia. Selain dalam biota dan air, Ecoton juga menemukan kandungan mikroplastik dalam garam petani di daerah Benowo dan Manyar sebesar 19-22 partikel/10 gram garam. Diperlukan revolusi perilaku untuk mengurangi jumlah sampah plastik, salah satunya dengan melakukan pengurangan pemakaian plastik sekali pakai.

Uji Mikroplastik

Untuk memastikan jenis plastik yang diamati dengan mikroskop dilakukan uji lanjutan untuk dengan menggunakan metode Fourier Transform Infra Red (FTIR) di Laboratorium Center for food and agriculture Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Pertanian Unika Soegijapranata Semarang yang menunjukkan bahwa mikroplastik yang ditemukan di Sungai Brantas termasuk dalam jenis PET (Polyethylene Terephthalate) plastik untuk kemasan makanan dan minuman sekali pakai. PP ( polypropylene) merupakan jenis plastic yang sulit didaur ulang digunakan untuk tempat makanan/minuman, botol sirup,  kotak yogurt, sedotan plastik, selotip, dan tali berbahan plastik dan PE (polyethylene) terdapat pada tas kresek.

Mikroplastik Ancaman Kesehatan Manusia

Mikroplastik merupakan serpihan plastik berukuran kecil dibawah 5 mm hingga 1 mm yang berasal dari degradasi plastik ukuran besar (tas kresek, sedotan, tali rafia, senar jaring, botol plastik dan bahan pembungkus makanan dan minuman) sumber lainnya berasal dari butiran-butiran mikro (microbeads) yang ada dalam pasta gigi, sampo, sabun lulur dan kosmetik.

Mikroplastik sangat berbahaya karena mengandung 3 bahan berbahaya dalam proses pembuatannya, yaitu:

Bisphenol A (BPA) dalam bungkus makanan berfungsi agar plastik keras, BPA mempengaruhi tingkat kesuburan dan diasosiasikan dengan disfungsi seksual antara laki-laki yang mengalami pajanan di tempat kerja. BPA juga diasosiasikan dengan kanker payudara, prostat, kanker ovarium dan kanker endometrium

Alkylphenols digunakan dalam berbagai aplikasi penghilang lemak (degreasers), adhesives, pengemulsi (emulsifiers), kosmetik, dan produk-produk perawatan tubuh. Alkylphenols menyebabkan infertilitas pada laki-laki, jumlah sperma rendah, dan mengganggu perkembangan prostat. Penelitian juga menunjukkan pajanan okupasi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara pada laki-laki dan perempuan,

Phthalates adalah senyawa aditif membuat plastic menjadi fleksibel. Phthalates menurunkan tingkat testosteron dan estrogen meningkatkan gangguan kehamilan dan angka keguguran, anemia, toksemia, preeklampsia, menopause dini

Tags: ecotonkali surabayamikroplastikseafood
Previous Post

Ragam Cerita Kerja Keras Kampus Bebas dari Sampah Plastik

Next Post

Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

February 1, 2023
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

7373
Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

1371
plastic treaty

Mengungkap Solusi Palsu dalam Negosiasi Perjanjian Internasional tentang Plastik

928
Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

98
Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025

Recent News

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

  • Facebook
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In