Tuesday, May 6, 2025
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Artikel

Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan

by Aliansi Zero Waste Indonesia
February 4, 2021
in Artikel
Reading Time: 4min read
0
Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan
0
SHARES
970
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Melynda Dwi Puspita

Plastik adalah bagian kehidupan modern, ditemui setiap hari dalam wujud kemasan makanan dan minuman. Serta mudah dijumpai dalam bentuk barang rumah tangga. Plastik populer karena bersifat ringan, tahan lama dan ekonomis. Namun akibat ketahanan dan umur panjang inilah yang menjadikan plastik ibarat monster yang abadi. Penggunaan plastik menghadirkan tantangan ketika pada akhirnya dibuang dan menjadi sampah karena tidak terkelola dengan benar.  

Permasalahan sampah mengancam lingkungan hidup dan kehidupan manusia. Sampah plastik menyebabkan pencemaran mulai di daratan, sungai hingga samudera. Sampah perairan seperti sungai, danau dan laut membawa persoalan tambahan karena dikonsumsi oleh hewan laut yang sebagian jadi bahan pangan manusia. Sampah yang berada pada ekosistem laut menyebar dari kawasan perairan pesisir pantai hingga lautan dalam. Lautan luas dianggap oleh sebagian kalangan sebagai tempat pembuangan sampah akhir. Sampah plastik dengan persentase sebesar 60-80 persen mendominasi jenis sampah lautan.  

Persoalan sampah plastik tidak hanya sebatas apa yang nampak oleh mata. Plastik ukuran besar akan terdegradasi akibat pengaruh alam seperti sinar matahari. Plastik besar berubah menjadi lebih kecil yang biasa dikenal sebagai mikroplastik. Potongan plastik dapat disebut sebagai mikroplastik jika berukuran kurang dari 5 mm. Mikroplastik inilah menjadi pencetus berbagai kerusakan yang akhir-akhir ini banyak diperbincangkan.

Imbas Bagi Ekologi dan Biota di Lautan

Isu mengenai mikroplastik telah meningkatkan kesadaran banyak orang tentang potensi bahaya yang mengincar biota laut. Banyak hasil studi menyatakan mikroplastik telah memasuki saluran pencernaan ikan. Seperti halnya penelitian yang dilakukan Yudhantari (2019), bahwa ukuran sangat kecil pada mikroplastik memungkinkan ketidaksengajaan ikan untuk mencernanya. Ikan akan mengidentifikasi mikroplastik sebagai makanan. Sekitar 36 persen dari 504 spesies ikan demersal dan ikan pelagis ditemui mikroplastik dalam saluran pencernaannya. Begitu pula dengan ikan lemuru yang berada di Selat Bali.

Selain mencemari hewan yang bersifat nomaden seperti ikan. Mikroplastik juga menyebabkan permasalahan terhadap kelangsungan hidup organisme menetap seperti karang. Selama ini telah diketahui bahwa penyebab stress pada terumbu karang adalah akibat terjadinya peningkatan suhu dan kadar keasaman air laut. Saat ini, kontaminan lain seperti mikroplastik telah menjadi pemicu stress tambahan yang berdampak pada riwayat kehidupan karang. 

Berdasarkan eksperimental dari Berry (2019) menyatakan bahwa efek potensial dari mikroplastik berpengaruh pada tahap pembuahan, perkembangan embrio dan larva. Salah satunya pada jenis Acropora tenuis di Pantai Cape Cleveland (Queensland, Australia). Dari hasil observasi dapat diinformasikan bahwa mikroplastik menyumbang 86% dari semua puing mikro yang menutupi permukaan terumbu karang di Great Barrier Reef. Mikroplastik dengan ukuran 2 mm2 mempengaruhi tingkat keberhasilan tahap pembuahan karang sebesar 6%. 

Mengancam Organisme di Daratan

Sebelum mencapai lautan, sampah plastik mengalir dari kawasan sungai. Penyebabnya karena manusia membuang limbah baik dari rumah tangga maupun industri di Daerah Aliran Sungai (DAS). Padahal sungai menjadi salah satu sumber air untuk segala aktivitas manusia. Mulai dari pertanian hingga peternakan, seperti bebek. 

Berdasarkan penelitian Cahyo (2020), jumlah mikroplastik pada kawasan peternakan bebek semi intensif di sawah relatif tinggi, yaitu mencapai 67,78 partikel/mL. Hal ini menunjukan bahwa lokasi yang terlihat bersih belum tentu tidak mengandung mikroplastik. Saluran pencernaan bebek yang diternak di area persawahan mengandung mikroplastik dengan rata-rata sebesar 6,7 partikel/ekor. Apabila dikonsumsi serta melewati usus atau dipertahankan di dalam saluran pencernaan. Mikroplastik dalam bentuk fiber akan membentuk gumpalan yang dapat memblokir saluran pencernaan pada bebek. Mikroplastik ini akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan sehingga bobot bebek yang dihasilkan lebih kecil. Dan tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan efek yang lebih besar, yaitu kematian. 

Bahkan saat ini mikroplastik telah ditemukan pada feses organisme tingkat tertinggi dalam rantai makanan, yaitu manusia. Environment Agency Austria dan Medical University of Vienna, meneliti feses delapan partisipan dari seluruh dunia. Diperoleh hasil yang mengejutkan bahwa semua sampel feses dinyatakan positif mengandung mikroplastik.

Lantas Apa yang Perlu Dilakukan?

Tidak ada cara terbaik selain mengurangi penggunaan plastik. Setiap orang harus memiliki pemahaman atas isu mikroplastik. Hal sederhana yang tidak disadari seperti membawa tumbler dan tas belanja bisa berdampak besar jika dilakukan secara konsisten. Memang sulit menghentikan kebiasaan dan ketergantungan menggunakan plastik. Namun seiring berjalannya waktu, masyarakat akan terbiasa jika dimulai sedari dini. Memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk sosialisasi dan edukasi juga mutlak diperlukan. Namun bagian terpenting adalah mempraktikan segala teori dan pengetahuan tentang gaya hidup!

Referensi

  • Berry, K. L. E., H. E. Epstein, P. J. Lewis, N. M. Hall and A. P. Negri. 2019. Microplastic contamination has limited effects on coral fertilisation and larvae. Diversity. 11 (228): 1-13.
  • Cahyo, Y. D., N. Ummah dan M. Ikbal. 2020. Analisis kandungan mikroplastik pada bebek (Anas platyrhynchos domesticus) studi kajian tingkat pencemaran plastik di ternak unggas air. Jurnal Ilmiah Peternakan. 2 (2) : 90-96.
  • Joesidawati, M. I. 2018. Pencemaran mikroplastik di sepanjang Pantai Kabupaten Tuban. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat III Universitas PGRI Ronggolawe Tuban. 3 (1): 8-15.
  • Widyaningrum, G. L. 2018. Mikroplastik ditemukan pada kotoran manusia, kita benar-benar mengonsumsinya?. 
  • https://nationalgeographic.grid.id/read/13961518/mikroplastik-ditemukan-pada-kotoran-manusia-kita-benar-benar-mengonsumsinya. Diakses pada 1 Januari 2021 pukul 09:03 WIB.
  • Yudhantari, C. I. A. S., I G. Hendrawan dan N. L. P. R. Puspitha. 2019. Kandungan mikroplastik pada saluran pencernaan ikan lemuru protolan (Sardinella Lemuru) hasil tangkapan di Selat Bali. Journal of Marine Research and Technology. 2 (2): 47-51.

Profil Penulis 

Melynda Dwi Puspita merupakan perempuan asal Probolinggo. Ia sangat tertarik memperdalam ilmu di bidang konservasi dan lingkungan.

Tags: ikanlautmikroplastikplastikseafoodzero waste lifestyle
Previous Post

Mikroplastik Ancam Hasil Laut: Surabaya Perlu Regulasi Larangan Plastik Sekali Pakai

Next Post

Saatnya Bijak Kelola Sampah: Atasi Masalah tanpa Timbulkan Masalah Baru

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

February 1, 2023
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

7373
Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

Pawai Bebas Plastik 2023: Dorong Pemerintah serta Produsen untuk Menghentikan Pencemaran Plastik

1371
plastic treaty

Mengungkap Solusi Palsu dalam Negosiasi Perjanjian Internasional tentang Plastik

928
Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

Perdana, Kabupaten Gresik Akhirnya Punya Kampung Bebas Sampah Zero Waste Cities

98
Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025

Recent News

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

Bahaya! Mikroplastik Ditemukan pada Jajanan Anak Sekolah, Apa Saja Akibatnya? 

April 22, 2025
Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

Kajian PLTSa di Indonesia: Sampah jadi Energi Listrik, Menyelesaikan atau Menambah Masalah? 

April 22, 2025
Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

Aksi Jelajah Pasar dan Belanja Minim Plastik di Pasar Jebres: Langkah Nyata Menuju Kota Ramah Lingkungan

April 9, 2025
Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

Banyumas Belum Jadi Kisah Sukses, AZWI Desak Reformasi Tata Kelola Sumber Sampah

March 21, 2025
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

  • Facebook
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • LinkedIn

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
    • Plastics Treaty
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In