Monday, August 8, 2022
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Berita
    • Siaran Pers
    • Reportase
  • Publikasi
    • Kisah Anggota
    • Buletin
    • Infografik
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Semu
  • Hasil Riset AZWI
    • Hasil Riset
  • Tentang Kami
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Berita
    • Siaran Pers
    • Reportase
  • Publikasi
    • Kisah Anggota
    • Buletin
    • Infografik
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Semu
  • Hasil Riset AZWI
    • Hasil Riset
  • Tentang Kami
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Berita

Kontribusi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Sampah pada Krisis Iklim

by Aliansi Zero Waste Indonesia
June 16, 2021
in Berita
Reading Time: 5min read
1
Kontribusi Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Sampah pada Krisis Iklim
0
SHARES
257
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Muhammad Nadhif Kurnia

Hampir setiap tahun, emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia mengalami peningkatan. Gas rumah kaca merupakan gas yang terperangkap di atmosfer bumi. Beberapa jenis gas yang termasuk dalam gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC, dan PFC). Secara umum, gas rumah kaca merupakan gas yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan industri seperti produksi listrik (energi), pertambangan, pembukaan hutan, dan pengelolaan limbah atau sampah. 

Emisi gas rumah kaca dari pengelolaan limbah

Pengelolaan sampah/limbah (waste management) merupakan salah satu kontributor terbesar GRK secara global. Berdasarkan laporan United Nations Environment Programme (UNEP) yang berjudul Waste and Climate Change, emisi metana dari landfill atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan salah satu penyebab utama terhadap dampak iklim di sektor sampah. Pada bagian lain laporan, mikroba yang menguraikan sampah organik, menghasilkan metana (kurang lebih 50%), CO2 (kurang lebih 50%), dan gas lainnya (<1%).   

Berdasarkan laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (IGRK) pada 2018, secara nasional, sektor yang tertinggi menghasilkan GRK adalah sektor kehutanan sebesar 44 persen, kemudian diikuti oleh sektor energi sebesar 36 persen, limbah sebesar 8 persen, pertanian sebesar 8 persen, dan IPPU atau Industri sebesar 4 persen. Kontribusi emisi dari pengelolaan limbah/sampah menempati urutan empat besar dengan total emisi sebesar 127 ribu Gg CO2e. Angka ini cukup tinggi dan akan semakin naik setiap tahunnya jika tidak ada upaya serius mengatasi peningkatan emisi dari sektor sampah/limbah. 

Berdasarkan IPCC guideline 2006, sumber-sumber GRK dalam waste management dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, yakni: (1) Pengelolaan limbah padat domestik di TPA/landfill, pengelolaan sampah secara biologis, open burning dan insinerasi; (2) Pengelolaan limbah cair domestik; (3) Pengelolaan limbah cair industri, dan (4) Pengelolaan sampah industri.

Pengelolaan sampah sejak mulai dari pasca konsumsi, pemilahan, pengumpulan, pengangkutan hingga pemrosesan akhir di TPA menghasilkan emisi gas rumah kaca. 

Gambar 1. Emisi Gas Rumah Kaca dari proses pengelolaan sampah. Sumber : UNEP (2010)

Tiap tahun, GRK yang berasal dari landfill secara global terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini didorong oleh tingkat produksi dan konsumsi negara di dunia yang terus mengalami perkembangan dalam rangka mencapai “standar kehidupan” yang lebih tinggi (UNEP, 2010). Berdasarkan perhitungan Monni et al (Monni, 2006 dalam UNEP, 2010) emisi dari landfill akan mencapai 2.900 MtCO2-e atau lebih dari 4 kali lipat dari total emisi di tahun 2010. 

Sumber Data199019952000200520102015202020302050
US EPA (2006)760770730750760790820 
Monni et al (2006)340400450520640800100015002900

Tabel Tabel 1. Emisi Gas Rumah Kaca dari landfill dihitung oleh US EPA (2006) dan Monni et al (2006) (dalam MtCO2-e). Sumber : UNEP (2010)

Selain landfill, pengelolaan sampah lain yang menghasilkan emisi adalah pengelolaan sampah berbasis termal. Pengelolaan sampah model meliputi pembakaran sampah secara terbuka, penggunaan incinerator, pirolisis, dan Refuse-Derived Fuel (RDF). Namun berdasarkan data UNEP, emisi global yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah berbasis termal sebesar 40 MtCO2-e, jauh lebih kecil daripada emisi yang ditimbulkan dari landfill.

Sementara model pengelolaan sampah lain seperti mechanical biological treatment, composting and anaerobic digestion juga menimbulkan emisi. Akan tetapi jika dibandingkan dengan emisi dari landfill dan pengelolaan sampah berbasis termal, ketiga model pengelolaan sampah terakhir menghasilkan emisi yang sangat rendah dan memiliki keuntungan pada dampak lingkungan yang lebih besar (UNEP, 2010). Model pengelolaan sampah yang minim emisi adalah penggunaan kembali. 

Menekan emisi sektor sampah dari industri hulu

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) pada 2020, sampah plastik di Indonesia merupakan salah satu kontributor timbulan sampah terbesar kedua di bawah sampah organik dengan persentase sebesar 17 persen dari seluruh sampah yang ada di Indonesia. Proporsi sampah plastik ini naik dari data sebelumnya yang berada pada kisaran dibawah 10 persen. Masalah utama sampah, terutama plastik yang menjadi kontributor utama emisi sektor sampah/limbah tidak hanya terjadi di hilir (pengelolaan sampah), namun terjadi juga di hulu (produksi plastik). 

Apabila kita melihat ke hulu, bahan baku untuk membuat plastik adalah minyak bumi. Perusahaan-perusahaan minyak global seperti Chevron, Exxon, Shell, dll, merupakan perusahaan-perusahaan yang berperan dalam produksi plastik dari produk turunan kilang minyak mereka. Mirisnya, perusahaan-perusahaan raksasa minyak dan gas bumi produsen bahan baku ini adalah penghasil emisi terbesar di dunia. Pasca dari ekstraksi migas tersebut, bahan baku plastik seperti olefin diolah oleh industri petrokimia menjadi produk turunan lain seperti berbagai jenis plastik. 

Seperti halnya perusahaan minyak melakukan metode fracking untuk menciptakan bahan bakar minyak, perusahaan minyak menggunakan metode yang sama untuk memproduksi plastik. Fracking merupakan aktivitas mengekstraksi minyak, gas bumi, atau panas bumi, di kilang-kilang minyak setelah pengeboran batuan dilakukan.

Menurut Brata, et. al (2008), jenis gas tertinggi yang dihasilkan pada saat pengolahan minyak bumi adalah emisi yang terdiri dari karbon dioksida (CO2), Metana (CH4), Dinitro oksida (N2O), serta beberapa gas hidrokarbon. Pada 2016, total emisi yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak bumi di kilang minyak mencapai 1,9 Juta Ton CO2-eq.

Saat ini laporan yang dikeluarkan oleh otoritas yang berwenang seperti pemerintah maupun laporan lembaga internasional, hanya melihat emisi yang dihasilkan ketika plastik tersebut menjadi limbah atau sampah. Padahal, pada saat dilakukan produksi, plastik sudah menimbulkan masalah bagi lingkungan. Emisi dari sektor limbah atau sampah memang tidak sebesar dari sektor energi, kehutanan dan transportasi. Akan tetapi, kontribusi emisi dari sektor sampah atau limbah berperan penting mempercepat krisis iklim. Strategi penurunan emisi sektor sampah atau limbah hingga pengurangan sampah harus berani menyasar industri hulu seperti korporasi minyak dan gas bumi serta industri petrokimia. (ed-gfr)

Profil Penulis

Muhammad Nadhif Kurnia merupakan Menteri Sosial dan Lingkungan BEM FISIP Universitas Brawijaya Periode 2021. Ia pernah magang di WALHI Nasional dengan mengambil fokus kajian kebijakan pengelolaan sampah Nasional.

Referensi

Brata, Antarif Kusuma, et. al. 2018. Analisis Penilaian Daur Hidup Produksi Bensin dan Diesel pada Tahap Pengolahan di Kilang Minyak dengan Konfigurasi Hydroskimming. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Vol. 8. No. 3.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2012. Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2019. Laporan Inventarisasi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Monitoring, Pelaporan, dan Verifikasi (MPV).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2020. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional. 

United Nation Environment Programme (UNEP). 2010. Waste and Climate Change.

Tags: climate crisisIPCCkrisis iklimlandfillUNEPwaste management
Previous Post

Peringati Hari Keamanan Pangan, AZWI Adakan Diskusi Bahaya Kimia Beracun dalam Kemasan Makanan

Next Post

PSEL Tak Selesaikan Masalah Sampah di Bali

Comments 1

  1. Walgreens says:
    6 days ago

    İyi bir Samiriyeli misiniz? Acil Durum Canlı Cuma Ekim, 29, 2022 Acil
    Yaşam Hastane Öncesi Bakım, Ambulans Hizmetleri,
    Yangın Güvenliği ve Sivil Koruma Dergisi.

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Insinerasi Limbah Medis: Solusi Jangka Panjang dan Berkelanjutan?

November 21, 2020
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

April 7, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Forum Daerah Bebas Plastik: Capaian Kota Pesisir Dalam Mengurangi Sampah Plastik di Laut

1044
Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

146
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

47
Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan

Udara Jawa Timur Terkepung Mikroplastik

34
Sungai Musi Tercemar

Sungai Musi Tercemar

August 8, 2022
Perjanjian Internasional tentang Plastik: Peluang Solusi terhadap Plastik Sekali Pakai

Perjanjian Internasional tentang Plastik: Peluang Solusi terhadap Plastik Sekali Pakai

August 8, 2022
Kemasan Unilever, Indofood dan Mayora Terbukti Mencemari 11 Titik Pantai di Indonesia  

Kemasan Unilever, Indofood dan Mayora Terbukti Mencemari 11 Titik Pantai di Indonesia  

July 22, 2022
Stop Sachet: Bangun Gerakan untuk Mendukung Pembatasan Sachet

Stop Sachet: Bangun Gerakan untuk Mendukung Pembatasan Sachet

July 17, 2022

Recent News

Sungai Musi Tercemar

Sungai Musi Tercemar

August 8, 2022
Perjanjian Internasional tentang Plastik: Peluang Solusi terhadap Plastik Sekali Pakai

Perjanjian Internasional tentang Plastik: Peluang Solusi terhadap Plastik Sekali Pakai

August 8, 2022
Kemasan Unilever, Indofood dan Mayora Terbukti Mencemari 11 Titik Pantai di Indonesia  

Kemasan Unilever, Indofood dan Mayora Terbukti Mencemari 11 Titik Pantai di Indonesia  

July 22, 2022
Stop Sachet: Bangun Gerakan untuk Mendukung Pembatasan Sachet

Stop Sachet: Bangun Gerakan untuk Mendukung Pembatasan Sachet

July 17, 2022
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Categories

  • Berita
  • Buletin
  • Fair Transition
  • False Solutions
  • Kisah Anggota
  • Reportase
  • Siaran Pers
  • Single-Use Plastic Reduction
  • Uncategorized
  • Upstream Advocacy
  • Waste Trade
  • Zero Waste Cities

Follow Us

  • Anggota
  • Dewan Pengarah
  • Hasil Riset
  • Home Page
  • Jejaring
  • Justice Transition
  • perbaikan
  • Plastik Sekali Pakai
  • Privacy Policy
  • Sampah Impor
  • Sekretariat Nasional
  • Solusi Semu
  • Survei Langkah Cegah Sampah
  • Tentang Kami
  • Upstream Advocacy
  • Zero Waste Cities

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia by Aradev.

No Result
View All Result
  • Anggota
  • Dewan Pengarah
  • Hasil Riset
  • Home Page
  • Jejaring
  • Justice Transition
  • perbaikan
  • Plastik Sekali Pakai
  • Privacy Policy
  • Sampah Impor
  • Sekretariat Nasional
  • Solusi Semu
  • Survei Langkah Cegah Sampah
  • Tentang Kami
  • Upstream Advocacy
  • Zero Waste Cities

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia by Aradev.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In