Monday, September 25, 2023
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Artikel

Fakta Penting Pidato Nina, Gadis Cilik Gresik Yang Tampil Memukau dalam Plastic Health Summit 2021

by Aliansi Zero Waste Indonesia
October 26, 2021
in Artikel
Reading Time: 5min read
35
Fakta Penting Pidato Nina, Gadis Cilik Gresik Yang Tampil Memukau dalam Plastic Health Summit 2021
0
SHARES
941
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Aeshnina Azzahra atau Nina adalah gadis cilik asal Gresik yang sangat aktif dalam gerakan lingkungan hidup. Umurnya baru 14 tahun, tetapi pidatonya dalam Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam, Belanda, beberapa waktu lalu mencuri perhatian. Bagaimana tidak? Suaranya lantang dan tegas, meyakinkan setiap penonton bahwa negaranya saat ini tidak sedang baik-baik saja karena masalah sampah impor yang diselundupkan oleh negara-negara maju.

Dari data Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI), Indonesia setiap tahunnya mengimpor limbah kertas sebesar 3,5 juta ton untuk memenuhi pasokan limbah kertas secara teratur  industri kertas dalam negeri. Hal ini dilakukan karena pasokan limbah kertas domestik tidak dapat memenuhi permintaan, sebab kurangnya sistem pengumpulan sampah dan tidak adanya kebijakan pemilahan sampah.

Dibalik limbah kertas yang diimpor tersebut, ternyata terdapat hingga 900.000 ton kontaminan kotor termasuk plastik yang tidak dapat didaur ulang. Lantas, kemanakah limbah-limbah ini dibuang? 

Nina bercerita bahwa sebagian limbah tersebut dibuang dan dibakar di halaman depan rumah warga di Desa Bangun Jawa Timur Indonesia, sebuah desa yang jaraknya 20 menit dari rumahnya. Mirisnya, warga tidak mengetahui efek yang ditimbulkan dari membakar sampah-sampah tersebut. Alhasil, warga terus menerus melakukan pembakaran sampah sebagai rutinitas sehari-hari.

“Membakar sampah plastik melepaskan racun dioksin dan gas rumah kaca, tetapi orang-orang di sana tidak tahu efek berbahaya dari pembakaran plastik sehingga mereka terus membakarnya,” kata Nina.

Siswi SMPN 12 Gresik ini melanjutkan, rutinitas tersebut diperparah dengan adanya kebijakan Tiongkok yang menutup akses sampah impor ke negara mereka di tahun 2018. Kenaikan paper scrap (sampah impor) ke Indonesia mengalami kenaikan hampir sekitar 50 persen dari tahun sebelumnya. 

Nina dalam Acara Plastic Health Summit 2021 di Belanda

“Sampah impor itu berasal dari Italia, Inggris, Jepang, Belanda, Amerika Serikat, Kanada, dan lebih banyak sampah dibuang dan dibakar di halaman depan rumah warga, lahan pertanian, pinggir jalan dan di sepanjang tepi sungai,” ungkapnya.

Tak hanya menyinggung soal sampah impor, Nina juga mengkritisi daur ulang plastik dari negara maju yang selama ini terus berjalan di tempat tinggalnya. Menurutnya, proses daur ulang plastik telah mencemari Sungai Brantas, yang mana sungai tersebut adalah sumber air minum utama untuk masyarakat Surabaya dan sekitarnya.

“Proses daur ulang plastik, dimulai dengan memotong sampah plastik menjadi potongan-potongan kecil plastik atau serpihan. Lalu akan dicuci dengan air sungai atau air tanah. Setelah proses tersebut, air limbah yang tidak diolah langsung dibuang ke sungai, dan melepaskan jutaan partikel mikroplastik,” paparnya.

Di sungai, kata Nina, mikroplastik akan menyerap racun dari limbah industri, deterjen, logam berat, dan pestisida. Hasil riset ECOTON menyebutkan 80 persen ikan di Sungai Brantas menelan mikroplastik di perutnya. Aditif plastik beracun dan polutan sungai yang menempel pada partikel mikroplastik akan terakumulasi dalam tubuh ikan.

Fakta bahaya daur ulang plastik yang dibeberkan oleh Nina juga bukan tanpa alasan. Sebab, jika manusia memakan ikan yang sudah terkontaminasi plastik, dalam jangka panjang bisa menimbulkan dampak kesehatan yang serius atau penyakit, seperti gangguan hormonal, kanker dan cacat lahir.

“Untuk mencegah dampak pencemaran yang lebih buruk di Desa Bangun dan Sungai Brantas, saya dan tim River Warrior berperahu ke sungai dan memantau limbah pabrik kertas dan pabrik daur ulang plastik di sepanjang sungai. Kami memantau kualitas air dan menemukan semua sampel air dan air limbah yang dikumpulkan dari sungai mengandung mikroplastik, yang mencemari sumber air minum untuk 6 juta orang di hilir pabrik,” jelas Nina.

Lebih lanjut, Nina menegaskan bahwa negara maju harus menghentikan ekspor sampah plastik ke negara berkembang. Sebab, negara-negara berkembang seperti Indonesia tidak memiliki kapasitas untuk menangani masalah sampah tersebut. Sampah impor hanya akan menambah beban dan pencemaran di Indonesia. 

Tak hanya itu, sampah impor juga dinilai telah merampas hak atas air bersih dan lingkungan yang sehat. Generasi sekarang, menurut Nina tidak boleh mencuri hak-hak dasar mereka dan membahayakan kehidupan generasi mendatang.

“Indonesia bukan situs pembuangan global, berhenti mengekspor sampah plastik ke Indonesia. Tolong bantu saya untuk mewujudkan impian saya, untuk hidup di lingkungan yang sehat aman dan bersih bebas dari polusi plastik,” pungkasnya.

Sebagai informasi, Nina adalah putri ketiga pasangan aktivis lingkungan, Prigi Arisandi dan Daru Setyorini yang juga hadir sebagai pembicara dalam Plastic Health Summit 2021 di Belanda. Sejak kecil, dia sering diajak kedua orang tuanya melihat sungai, memasuki hutan, hingga ke pantai. Ketika berunjuk rasa pun, Nina ikut dalam gendongan orangtuanya.

Nina sejak kecil juga membiasakan diri tak gunakan plastik sekali pakai. Ke mana-mana, selalu membawa wadah makanan atau minuman dari rumah. Di sekolah, kalau air di botol habis, cukup mengisi di kantin.

Pada awal 2019, dia diajak ke sebuah desa di Mojokerto. Kebetulan, sungai di desa itu tercemar limbah kertas perusahaan. Sungai keruh dan berbau. Langit-langit desa kerap berwarna gelap karena asap dari perusahaan itu.

Setelah dari sana, dia ikut unjuk rasa ke Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Juli 2019. Saat itu, tengah ramai pemberitaan sampah plastik impor asal Amerika. Nina lalu menulis surat kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghentikan ekspor sampah plastik ke Indonesia dan mendaur ulang sampah mereka sendiri. Dua tahun berikutnya, tepatnya pada Maret 2021, Nina kembali menyurati Presiden AS Joe Bidden. Alhasil ekspor limbah kertas AS turun sekitar 50 persen, dari 900 ribu ton pada 2018 menjadi 400 ribu ton pada 2020.

Hobi menulis Nina tak hanya sampai disitu saja, dia kembali berkirim surat kepada negara-negara lain yang sampahnya masuk Indonesia, seperti Jerman, Kanada, dan Australia. Isinya kurang lebih sama, yakni meminta negara-negara itu tidak lagi mengirim (menyelundupkan) sampah plastik ke Indonesia. 

Tak lama berselang, perjuangan Nina disambut baik oleh pihak Global. Nina mendapat kesempatan untuk hadir dalam Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP26) di Glasgow, Inggris, November mendatang. COP26 merupakan forum tingkat tinggi tahunan negara-negara dunia untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana menanggulanginya.

Sebelum ke forum COP26 di Inggris, Nina juga mendapat undangan ke Plastic Health Summit 2021 di Amsterdam, Belanda, dimana ia menjadi satu-satunya pembicara paling muda yang berkesempatan berpidato untuk menyuarakan keadilan lingkungan. 

Berkirim surat kepada wakil negara-negara pengekspor sampah bukanlah satu-satunya yang dilakukan Nina. Di usia remaja ini, Nina banyak terlibat dalam berbagai kampanye baik dilakukan ECOTON maupun di sekolah.

Bersama rekan-rekan di sekolah, dia berhasil mendorong pihak sekolah membuat kebijakan larangan penggunaan plastik sekali pakai, di kantin maupun seluruh sekolah. Tak hanya itu, ia juga mendorong siswa dan civitas akademik dari seluruh Indonesia bersama-sama mengisi petisi untuk menolak plastik sekali pakai di lingkungan sekolah. (Kia)

Tags: ecotonninaplastic health summitriver warriorsampah imporwaste trade
Previous Post

Potensi Kontaminasi Mikroplastik dalam Galon Sekali Pakai

Next Post

Sampah Sisa Makanan Jadi Polemik, Ini Cara menguranginya Sejak dari Sumber!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Insinerasi Limbah Medis: Solusi Jangka Panjang dan Berkelanjutan?

November 21, 2020
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan

Udara Jawa Timur Terkepung Mikroplastik

9462
Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

8517
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

7373
Infografik : Tantangan Petugas Sampah Saat Pandemi COVID-19

Infografik : Anak Muda dan Zero Waste dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

1456
Menilik Alasan di Balik Bandung ‘Masih’ Darurat Sampah, dan Solusi Berkelanjutan yang Telah Ada

Menilik Alasan di Balik Bandung ‘Masih’ Darurat Sampah, dan Solusi Berkelanjutan yang Telah Ada

September 25, 2023
Auto Draft

Kebakaran TPA Beruntun di Jawa Tengah: Mitigasi Kurang, Kebakaran Berulang

September 25, 2023
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Meski Kewalahan, Ngadaur Bantu Selesaikan Bandung Darurat Sampah dari Organik HOREKA

September 7, 2023
Insinerator PLTSa di Jawa Barat, Bukan Solusi Tapi Polusi

Insinerator PLTSa di Jawa Barat, Bukan Solusi Tapi Polusi

September 7, 2023

Recent News

Menilik Alasan di Balik Bandung ‘Masih’ Darurat Sampah, dan Solusi Berkelanjutan yang Telah Ada

Menilik Alasan di Balik Bandung ‘Masih’ Darurat Sampah, dan Solusi Berkelanjutan yang Telah Ada

September 25, 2023
Auto Draft

Kebakaran TPA Beruntun di Jawa Tengah: Mitigasi Kurang, Kebakaran Berulang

September 25, 2023
Budidaya Maggot BSF, Solusi Kurangi Sampah Makanan yang Bernilai Ekonomis

Meski Kewalahan, Ngadaur Bantu Selesaikan Bandung Darurat Sampah dari Organik HOREKA

September 7, 2023
Insinerator PLTSa di Jawa Barat, Bukan Solusi Tapi Polusi

Insinerator PLTSa di Jawa Barat, Bukan Solusi Tapi Polusi

September 7, 2023
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In