Monday, January 30, 2023
  • Login
EnglishIndonesian
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring
No Result
View All Result
Aliansi Zero Waste Indonesia
EnglishIndonesian
Home Siaran Pers

Bebaskan Sungai di Sumatera Barat dari Mikroplastik

by Aliansi Zero Waste Indonesia
May 16, 2022
in Siaran Pers
Reading Time: 6min read
0
Bebaskan Sungai di Sumatera Barat dari Mikroplastik
0
SHARES
198
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Siaran Pers

WALHI Sumatera Barat dan ESN Mendesakkan Regulasi Larangan Plastik Sekali Pakai dan Implementasi EPR

Kolaborasi WALHI Sumatera Barat  dan Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN) Melakukan kegiatan Uji Kualitas air di Batang Arau dan Batang Kuranji yang merupakan sungai di Kota Padang yang memiliki hulu di Kawasan Bukit Barisan dan bermuara di kawasan Gunung Padang. Sungai ini melewati kawasan pertambangan Semen, Pabrik, pemukiman hingga pelabuhan, Bahkan Batang Kuranji Memiliki Peran Vital karena digunakan sebagai bahan baku PDAM Kota Padang. Kegiatan dimulai dengan pengambilan sampel air sungai, lalu di analisis dengan 14 parameter kualitas air, analisis ini bertujuan untuk

Tabel 1 Penelitian Tentang Mikroplastik di Padang dan Pariaman

No.Lokasi PenelitianJumlah MikroplastikPeneliti (tahun)
1.Sungai Batang Arau Kota Padang1667-10.000/m3 dalam air 26.57-168.86/Kg dalam sedimenHerland Triadi ( Budhi Primasari, MSc dan Yommo Dewilda MT) – Analisis Kandungan Mikroplastik pada air dan sedimen Sungai Bantang Arau Kota Padang, 2021 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat  
2.Sungai Batang Kuranji Kota Padang1670-10.000/m3 dalam air 34.92-94.81/kg SedimenFarhan Hanieve ( Budhi Primasari, MSc dan Yommo Dewilda MT) – Analisis Kandungan Mikroplastik pada air dan sedimen Sungai batang Kuranji  Kota Padang, 2021 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, Sumatera Barat  
3.Pesisir Bungus, Teluk Kabung Kota PadangRata-rata 228.89/Kg SedimenMuhammad Dinul Islami (Elizal dan Yuni Ikhwan Siregar). 2020. Distribution of Microplastic at Sediments in The Coast of Bungus Bay Padang West Sumatera Province. Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekan Baru
4.Pesisir Kota Pariaman178.89-235.56/Kg SedimenKalfin Putra Triau Sianturi (Bintal amin dan Musrifin Galib), 2021 Microplastic distribution in Sediments in Coastal of Pariaman City, West Sumatera Province, Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau Pekan Baru
 mengetahui kualitas air dan kandungan mikroplastik yang berada di Sungai Batang Arau. Pengambilan sample air dilakukan pada Selasa-Rabu 10-11 Mei 2022.

“Hasil Analisis menunjukkan bahwa beberapa parameter kualitas air di Sungai Batang Arau telah melewati baku mutu, diantaranya adalah Phospat 0,45 ppm yang telah melampaui hingga 300% dari baku mutu, Klorin Bebas 0,1 ppm diantaranya adalah Phospat 0,45 ppm yang telah melampaui hingga 300% dari baku mutu, dan Besi 0,39 ppm” ungkap Andre Bustamar, Lebih lanjut Koordinator Riset WALHI Sumbar ini menyatakan bahwa Tingginya kadar Klorin dan Phospat bisa berasal dari aktifitas industri dan Limbah Domestik.

Selain mengukur kualitas air, tim juga melakukan analisis untuk melihat kandungan mikroplastik didalam air dengan menggunakan mikroskop. Dari hasil analisis didapatkan bahwa di aliran Batang Arau yang berada di Kelurahan Ganting mengandung 110 mikroplastik per 100  liter air dan di Muara Batang Arau Mengandung 410 mikroplastik per 100 liter air.

Selanjutnya, tim melakukan Brand Audit atau audit merk sampah plastik sekali pakai yang menjadi pencemar di Sungai Batang Arau. Hasil dari audit didapatkan bahwa

  1. Unilever  (Rinso, Sunsilk , Pepsodent, Tresemme , Clear ,
  2. Danone (AMDK Aqua)
  3. Coca-Cola (Sprite dan Coca Cola)
  4. Mayora (Teh Pucuk ( Mayora )
  5. Indofood (Pop Mie dan Indomie)
  6. WingsFood (Ale-ale dan Mie sedang)

“6 jenis produsen ini sampahnya mendominasi sampah plastik di Sungai Batang Arau. Kegiatan audit ini bertujuan mengetahui produsen sampah plastik yang banyak memberikan kontribusi sampah di perairan Padang dan menuntut tanggung jawab dari produsen sampah plastik untuk dapat ikut memastikan produk yang mereka hasilkan tidak merusak lingkungan. Tanggung jawab tersebut biasa disebut Extended Producers Responsibility (EPR)” Ungkap Andre Bustamar, lebih lanjut Koordinator Riset WALHI Sumbar ini menjelaskan bahwa  EPR Secara umum digambarkan sebagai kebijakan pencegahan polusi dengan menuntut tanggung jawab hasil produksinya saat telah menjadi sampah.

“Sampah lain yang tidak bermerk jumlahnya 60% dibanding sampah bermerk seperti tas kresek, sedotan, tas plastik bening, Styrofoam, botol beling, tali rafiah, sak dan beragam jenis sandal,” ungkap Andre.

Selain melakukan pengujian di Sungai Batang Arau, tim juga akan melakukan pengujian kualitas air dan mikroplastik di Sungai Batang Kuranji yang merupakan sumber air irigasi dan PDAM Kota Padang yang menurut Hasil Penelitian Farhan Hanieve, Budhi Primasari, MSc dan Yommo Dewilda MT (Teknik Lingkungan Universitas Andalas ) mengandung mikroplastik 1670-10.000/m3 air.Timbulnya mikroplastik di Batang Arau dan Batang Kuranji bersumber dari :

  1. Timbulan sampah liar di tepi sungai dan di dalam badan air sungai, karena tidak tersedianya sarana tempat sampah yang memadai yang seharusnya dibangun oleh Pemkot Padang
  2. Limbah domestic dari kegiatan Mandi dan cuci rumah tangga yang tidak diolah. 98% jenis mikroplastik yang ditemukan adalah jenis Fiber atau benang yang berasal dari  polyester atau bahan pakaian yang di laundry
  3. Sumber lain berpotensi datang dari Mikroplastik di Udara

Mikroplastik ancam kesehatan manusia

Mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran kurang dari 5 mm yang berasal dari hasil fragmentasi atau terpecahnya plastik-plastik ukuran besar seperti tas kresek, sedotan, sachet, popok dan bungkus plastik atau peralatan terbuat dari plastik yang menjadi sampah dan terbuang di media air atau media lingkungan lainnya. Proses pecahnya plastik ukuran besar menjadi ukuran kecil disebabkan oleh radiasi sinar matahari, pengaruh fisik gerakan atau arus air.

Mikroplastik masuk kategori senyawa penganggu hormon karena dalam proses pembuatan plastik ada banyak bahan kimia sintetis tambahan dan sifat mikroplastik yang hidrofob atau mudah mengikat polutan dalam air. ” Mikroplastik yang masuk dalam air akan mengikat polutan di air seperti logam berat, pestisida, detergen dan bakteri patogen, jika mikroplastik tertelan manusia melalui ikan, kerang dan air maka bahan polutan beracun akan berpindah ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan hormon,” ungkap Prigi Arisandi.

Pemkot Padang harus mengendalikan timbulan sampah di Batang Arau dan Batang Kuranji dengan membuat Regulasi larangan penggunaan plastik sekali pakai seperti styrofoam, tas kresek, sedotan, botol plastik, sachet dan popok. “Pemkot Padang harus mengkaji Ulang Perda tentang pengelolaan sampah, karena sudah tidak relevan dan kurang disosialisasikan kepada masyarakat, apalagi saat ini sudah diketahui ada kontaminasi mikroplastik di perairan Padang,” Ungkap Prigi Arisandi, peneliti Tim Ekspedisi Sungai Nusantara.

“Industri harus meredesign bungkus yang mereka gunakan agar bisa dipakai berulang kali atau menyediakan depo-depo refill dan mereka harus ikut mengelola sampah bungkus yang kini membanjiri ” Tutup Prigi Arisandi

Apa yang sebaiknya dilakukan pemerintah khususnya pemerintah kota Padang :

  1. Menjadi Teladan, Pemkot memberikan teladan dalam perubahan perilaku pengurangan Plastik sekali Pakai (PSP) dalam setiap kegiatan Pemkot dan  yang mendukung pemilahan dan pengolahan sampah organik
  2. Produk Kebijakan, pemkot/pemda daerah menyusun Peraturan Daerah (Perda) pengelolaan sampah dan menerapkan sebagaimana mestinya, terutama Regulasi pengurangan PSP (tas kresek, Sachet, Styrofoam, Botol air minum dalam kemasan/AMDK, popok dan sedotan)
  3. Penegakan, perda yang sudah ada, wajib ditegakkan dengan memberlakukan insentif dan disinsentif
  4. Penerapan RTPS, Pemkot Padang membuat dan menerapkan Rencana Teknis Pengelolaan Sampah (RTPS) di masing-masing daerah (seperti kelurahan atau desa).
  5. Fasilitas , Pemkot Padang menyediakan fasilitas/ infrastruktur pengelolaan sampah khususnya pengelolaan sampah organik
  6. Kapasitas Pengolahan, Pemkot Padang meningkatkan kapasitas pengolahan sampah organik di tingkat wilayah
  7. Kerjasama & Pembinaan, Pemkot Padang melakukan kerja sama dan pembinaan bagi usaha- usaha informasi pengolahan sampah organik
  8. Mendukung Kampanye Zero Waste, mendukung kampanye pengurangan dan pengelolaan sampah secara instensif kepada masyarakat.
  9. Mendorong Produsen yang menghasilkan sampah untuk implementasi EPR dan Redesign Packaging produk sehingg tidak menimbulkan sampah jenis residu seperti sachet yang tidak bisa di daur ulang.

Narahubung:

Koordinator Lapangan – Andre Bustamar 082169751182

Tags: ecotonmikroplastikplastik sekali pakaisachetsumatera baratzero waste
Previous Post

Sisa Makanan jadi Limbah Dominan, Apa Dampaknya?

Next Post

1332 Pohon Plastik dan Timbulan Sampah Liar Tebar Pencemaran Mikroplastik Ciliwung

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Anak Muda dan Zero Waste; Dari Perubahan Gaya Hidup Hingga Kebijakan

April 2, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Insinerasi Limbah Medis: Solusi Jangka Panjang dan Berkelanjutan?

November 21, 2020
Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

Permen LHK Nomor 75 Tahun 2019, Solusi Jitu Pengurangan Sampah Produsen?

February 19, 2021
5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

5 Rekomendasi Bulk Store Keren di Jakarta untuk Kamu!

February 9, 2021
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Forum Daerah Bebas Plastik: Capaian Kota Pesisir Dalam Mengurangi Sampah Plastik di Laut

1533
Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

Infografik : Rekomendasi Untuk Meringankan Beban Petugas Sampah

188
Mikroplastik, Si Monster Mungil Nan Mengerikan

Udara Jawa Timur Terkepung Mikroplastik

81
Gaya Hidup Zero Waste Sebagai Solusi Hidup Minim Sampah

Indonesia and Other Countries’ Efforts in Ending Plastic Pollution

47
Menuju HPSN 2023: Journalist Competition by AZWI

Menuju HPSN 2023: Journalist Competition by AZWI

January 19, 2023
40% Didominasi Sampah Organik, Kampung Siba Siapkan 150 Komposter

40% Didominasi Sampah Organik, Kampung Siba Siapkan 150 Komposter

January 17, 2023
Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik Dampak Amburadul Tata Kelola Sampah

Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik Dampak Amburadul Tata Kelola Sampah

December 30, 2022
Bahaya di Balik Maraknya Sampah Plastik Sachet

Mengulik Penerapan EPR di Indonesia

December 12, 2022

Recent News

Menuju HPSN 2023: Journalist Competition by AZWI

Menuju HPSN 2023: Journalist Competition by AZWI

January 19, 2023
40% Didominasi Sampah Organik, Kampung Siba Siapkan 150 Komposter

40% Didominasi Sampah Organik, Kampung Siba Siapkan 150 Komposter

January 17, 2023
Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik Dampak Amburadul Tata Kelola Sampah

Sungai Indonesia Banjir Mikroplastik Dampak Amburadul Tata Kelola Sampah

December 30, 2022
Bahaya di Balik Maraknya Sampah Plastik Sachet

Mengulik Penerapan EPR di Indonesia

December 12, 2022
Aliansi Zero Waste Indonesia

Aliansi Zero Waste Indonesia | Go For Zero Waste

Follow Us

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Artikel
    • Reportase
    • Siaran Pers
    • Feature
  • Publikasi
    • Laporan
    • Buletin
  • Isu Strategis
    • Plastik Sekali Pakai
      • Sachet
      • Ban the Big 5
      • Alternative Delivery System
    • Zero Waste Cities
    • Sampah Impor
    • Upstream Advocacy
    • Justice Transition
    • Solusi Palsu
      • Teknologi Termal
      • RDF
      • Bioplastik
      • Ecobrick
  • Tentang Kami
    • Profil Aliansi
    • Anggota
    • Dewan Pengarah
    • Sekretariat Nasional
    • Jejaring

© 2020 Aliansi Zero Waste Indonesia

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In