Waktu liburan telah usai, dan tampaknya saat ini proses belajar-mengajar sudah kembali luring seperti sebelum pandemi. Tak heran jika banyak kos-kosan yang kembali penuh, karena penghuninya telah kembali. Nah, kemungkinan timbulan sampah dari rumah kos-kosan pun kembali menumpuk. Mengapa?
Anak kos lekat dekat dengan gaya hidup yang ringkas dan instan. Kehidupan kos juga cenderung konsumtif dalam berbelanja. Produk-produk yang dibeli kebanyakan dalam kemasan sekali pakai. Kemasan-kemasan itu menjadi sampah dan tidak bisa terurai. Sampah ini, terutama plastik sebagian besar menyumbang peningkatan emisi karbon yang memicu pencemaran lingkungan dan pemanasan global.
Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk menekan emisi karbon dan polusi yang menyumbang pemanasan global. Untuk teman-teman yang sedang ngekos dan mencoba untuk memulai gaya hidup yang ramah lingkungan. Berikut ini beberapa tips yang AZWI rekomendasikan:
1.Siapkan Zero Waste Kit
Langkah pertama yang perlu anak kos lakukan yaitu membuat zero waste kit. Apa itu zero waste kit?
Zero waste kit adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mempermudah kita dalam minim sampah, misalnya kotak makan untuk jajan, tumbler untuk minum, tas belanja untuk berbelanja, sapu tangan sebagai pengganti tisu, dan sendok garpu atau sedotan stainless jika dibutuhkan. Kita bisa menggunakan apa yang kita punya, tidak harus membeli.
Dengan selalu membawa beberapa peralatan ini, artinya kita sudah mengurangi jumlah sampah sekali pakai di kosan. Kosan kalian juga akan terlihat lebih rapi dengan bebas sampah plastik.
2. Gunakan Menstrual Pad / Menstrual Cup
Khusus untuk perempuan, pembalut sekali pakai yang kita gunakan menghasilkan berton-ton sampah setiap hari. Pembalut berbahan plastik ini memerlukan ratusan tahun untuk terdegredasi.
Alternatif pengganti pembalut sekali pakai yang bisa kamu gunakan adalah menstrual pad atau pembalut kain. Jadi setelah dipakai, bisa dicuci kembali lalu dikeringkan. Pembalut kain ini bisa tahan sampai 5 tahun tergantung dari cara perawatan. Jadi, pengeluaran pembalut sekali pakai dapat kita tabung.
Alternatif lain adalah memakai menstrual cup yang terbuat dari silikon. Cara pakai menscup sama dengan tampon yaitu dengan memasukkannya ke vagina. 1 menstrual cup dapat digunakan hingga 10 tahun. Jika kamu kurang nyaman menggunakan menstrual cup, kamu bisa menggunakan menstrual pad terlebih dahulu.
3. Tidak Belanja Berlebihan
Jangan karena melihat flash sale di e-commerce membuat kamu jadi lapar mata, semua ingin dibeli karena diiming-imingi harga murah. Hal-hal yang berbau diskon pun juga sebaiknya dihindari jika kita benar-benar tidak membutuhkannya. Sebab, perilaku konsumtif biasanya didasari oleh ketidaktahuan diri kita terhadap kebutuhan apa yang sebenarnya benar-benar dibutuhkan. Jadi, tidak perlu belanja berlebihan, secukupnya saja. Selain hemat, kita juga turut membantu menjaga lingkungan.
4. Mulai Masak Sendiri
Selalu ingin yang praktis, sampai lupa kalau kepraktisan juga banyak mengundang masalah. Salah satunya ketika memesan makanan di aplikasi pemesanan online seperti grabfood, shopeefood, dan gofood. Kebiasaan ini sering dilakukan oleh kebanyakan anak kos untuk memesan sarapan, makan siang, atau makan malam.
Namun, praktis dan ekonomis ini menimbulkan dampak kesehatan dan lingkungan. Setiap kali memesan makan, kita juga akan dibekali kemasan plastik dan akhirnya menumpuk di kosan. Selain itu juga berdampak negatif terhadap kesehatan, kita tidak tau kan kebersihan di penjual? Atau kualitas bahan yang mereka gunakan untuk membuat makanan dan minuman?
Maka dari itu, memasak sendiri menjadi cara tepat untuk menghindari membeli makanan di luar (instan). Dengan memasak sendiri di kosan, kita bisa memulai hidup sehat, menyehatkan lingkungan dengan mengurangi sampah. Kesibukan bukanlah alasan, karena setiap pekerjaan itu dapat terselesaikan asal kita “mau mencoba”.
Tips memasak di kosan:
- Buat rencana apa yang akan dimasak (pengen makan apa?).
- Hitung kira-kira berapa lama bahan yang kamu butuhkan akan busuk atau kapan mau dipakai.
- Beli bahan sesuai kebutuhan agar tidak menimbulkan sampah.
- Kalau kalian tidak memiliki dapur atau tempat memasak, maka pilihan take away dengan membawa tempat sendiri adalah yang terbaik.
5. Kelola Sampah
Meski kamu sudah membayar uang sampah kepada pemilik kos, kamu harus tetap dapat mengelola sampah, minimal tempat sampah di kamarmu. Pisahkan antara sampah basah, sampah plastik dan sampah kertas. Syukur-syukur pemilahan tempat sampah sudah tersedia di lingkungan kos. Dari pemilahan sampah ini, sampah dapat didaur ulang sesuai dengan kelompoknya.
Dengan menjalankan gaya hidup ramah lingkungan, kita dapat mengurangi jejak karbon dan sampah sehari-hari. Bagi anak kos, sulit untuk mengubah gaya hidup yang serba instan. Semua serba sekali pakai. Jadi, ayo kita ubah kebiasaan menggunakan barang plastik sekali pakai dengan menggunakan barang reusable yang mengurangi emisi karbon. (Kia)