Selain styrofoam dan kantong plastik sekali pakai, kemasan plastik sachet multilapis (multilayer) yang digunakan dalam berbagai produk dari kopi instan hingga deterjen telah menimbulkan bahaya serius dan lebih besar bagi lingkungan.
Peneliti Plastik Sachet Ecoton, Eka Chlara Budiarti menyebutkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh sulitnya tingkat daur ulang kemasan plastik sachet yang berbanding terbalik dengan tingkat pemakaian masyarakat.
“Temuan kami, di setiap timbulan sampah, terdapat 4 jenis sampah residual yang tidak bisa dimanfaatkan, salah satunya yakni kemasan plastik sachet,” ujar Chlara dalam Webinar ‘Menilik Bahaya Plastik Sachet’, Senin (23/11/2020).
Penilaian masyarakat tentang plastik sachet mudah didaur ulang, menurut Chlara harus diluruskan. Sebab, hasil temuan Ecoton di lapangan menyebutkan, plastik sachet kurang diminati oleh pemulung karena kebutuhan industri daur ulang terhadap sampah plastik sachet sangat rendah.
Alhasil, potensi sampah plastik sachet yang terbuang ke sungai menuju laut semakin besar dan dikhawatirkan mencemari lingkungan serta berbagai biota laut.
Selain membahayakan di laut, kemungkinan plastik sachet ini berujung pada pembakaran sampah juga besar. Hal ini juga patut untuk diwaspadai sebab kandungan dari plastik sachet tersebut dapat menjadi racun ketika dibakar.
“Dampak dari sampah sachet yang dibakar itu bisa menghasilkan dioksin. Dioksin merupakan senyawa kimia yang bisa menyebabkan kanker. Dan ketika dioksin diserap oleh tanah, dimakan oleh binatang ternak seperti ayam, ayam-ayam ini akan menghasilkan telur dioksin,” jelas Chlara.
“Karena dioksin sangat senang dengan lemak protein, maka ia menyerang telur-telur ayam. sebagaimana hasil temuan kami di Sidoarjo dan Mojokerto, telur ayam kampung tercemar dioksin hingga 70 kali,” tambahnya.
Lebih lanjut Chlara mengatakan, produsen kemasan plastik sachet harus bertanggung jawab terhadap sampah-sampah mereka. Begitu pula masyarakat, yang harus mulai mengurangi penggunaan plastik sachet di kehidupan sehari-hari.
“Kita juga harus melayangkan suara ke pemerintah untuk stop penggunaan plastik seperti ini. Atau paling tidak menyediakan tempat sampah khusus sachet (replast), karena sampah-sampah seperti itu diciptakan dari bahan sintetis yang tidak bisa dimusnahkan,” tegas Chlara. (Kia)