Indonesia berada di peringkat kedua negara produsen sampah plastik ke lautan terbesar di dunia. Tentu ini bukan sebuah prestasi yang membanggakan, karena setiap tahunnya Indonesia memproduksi 3,2 juta ton sampah plastik yang sebagian besarnya berakhir di lautan karena tidak terolah. Bila dirata-rata, setiap penduduk Indonesia bertanggung jawab atas 17,2 kg sampah plastik yang mengapung dan mencemari ekosistem di laut.
Sebagai salah satu solusi mengurangi timbulan sampah plastik tersebut, kita bisa mulai dengan gaya hidup zero waste. Gaya hidup zero waste kini mulai banyak menjadi perbincangan dan diterapkan dalam kehidupan keseharian. Tak terkecuali di Kota Bandung, dimana sejumlah toko yang menjual perlengkapan sehari-hari berbahan dasar organik, refill center, bulk store hingga peralatan penunjang gaya hidup ramah lingkungan mulai bermunculan. Salah satu unit usaha tersebut adalah Toko Organis.
Toko Organis milik Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB) Bandung adalah salah satu toko yang mendukung Zero Waste Lifestyle. Produk yang dijual di toko ini, sama dengan toko pada umumnya yang menjual kebutuhan rumah tangga seperti minyak goreng, sabun, shampoo, snack, dan lain-lain. Namun bedanya, Toko Organis mewajibkan para pembeli untuk membawa kantong belanja mereka sendiri. Termasuk wadah pakai ulang untuk mengambil barang yang dibutuhkan.
“Biasanya nanti pembeli akan pilih dan masukkan barang yang mereka butuhkan ke wadah pakai ulang yang dibawa dari rumah masing-masing, lalu timbang sendiri, dan memasukkan harga sendiri di timbangan, tapi karena pandemic kita layani dulu sementara,” ujar staf operasional Toko Organis, Nur Aniza Caesarwanty saat ditemui AZWI beberapa waktu lalu.
Perempuan yang akrab disapa Nisa tersebut mengatakan, selain menjual produk-produk yang dijual di pasaran, toko yang berdiri sejak tahun 2013 ini juga menjual aneka jenis produk ramah lingkungan yang dibuat oleh komunitas maupun individu, seperti sabun mandi organik, loofah, peralatan makan dari bambu, filter kopi bambu, tas belanja, dan sebagainya.
“Kita juga punya biji lerak yang dijual per-kilo, yang berfungsi sebagai deterjen alami. Itu bisa buat cuci piring, dan sabun cuci apa aja. Paling best seller disini dan cepat habis,” katanya.
Meski menerapkan konsep Zero Waste, toko yang dikelola YPBB ini, kata Nisa, memiliki harga yang sangat terjangkau. Bahkan, ia mengklaim harga tiap komoditas yang dijual tetap sama dengan harga di pasaran. Harga produk yang setara dengan harga pasaran ini menjawab stigma jika produk isi ulang dan ramah lingkungan dinilai tidak ekonomis.
Sementara itu, Nisa menjelaskan Toko Organis kini sudah bekerja sama dengan warung-warung di daerah dampingan Zero Waste Cities yaitu di Kota Bandung, Soreang dan Kota Cimahi. Warung tersebut sudah mulai mengadopsi pembelian isi ulang seperti yang diterapkan oleh Toko Organis.
Nah, buat kalian yang tertarik boleh juga kok jadi partner untuk mendukung kampanye ini. Langsung aja dicek di media sosial Instagram @tokoorganisypbb, untuk informasi lebih lengkapnya. (Kia)